Pemerintah Luncurkan Program untuk Tingkatkan Jumlah Tenaga Kesehatan

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi pada Selasa meluncurkan Program Percepatan Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Tenaga Medis untuk mengatasi kekurangan profesional kesehatan di Indonesia.

Program ini bertujuan membuka akses pendidikan tinggi berkualitas bagi calon tenaga medis dan kesehatan. Inisiatif ini juga mendukung percepatan tercapainya Asta Cita Presiden Prabowo Subianto melalui kemitraan strategis dengan sistem kesehatan akademik.

"Pendidikan tinggi harus berorientasi pada akses, kualitas, relevansi, dan dampak, sesuai misi Asta Cita," ujar Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto di Jakarta, Selasa.

"Kita harus bisa menghasilkan tenaga medis berkualitas dan memperlancar riset yang berkontribusi pada perbaikan sistem kesehatan," tambahnya.

Menurut Yuliarto, kementeriannya telah berkoordinasi dengan universitas dalam jaringan kemitraan sistem kesehatan akademik untuk membentuk satgas guna mempercepat pemenuhan dan distribusi dokter serta spesialis tahun ini.

Dia menyebut, dari 136 fakultas kedokteran di Indonesia, setidaknya 25 saat ini menawarkan 358 program studi spesialis/subspesialis.

Satgas segera menjalankan program quick-win dengan tiga strategi: menambah prodi baru dan kuota mahasiswa spesialis/subspesialis melalui model kemitraan universitas; menempatkan residen senior di rumah sakit pendidikan (RSP) prioritas; serta memperkuat kemitraan dengan pemda, kementerian/lembaga, dan pemangku kepentingan terkait.

Pada kesempatan sama, Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan perlunya reformasi paradigma pendidikan kedokteran.

Dia mengatakan, tujuan pemerataan dokter spesialis di Indonesia membutuhkan produksi dokter yang lebih cepat.

Kemendikbudristek bekerja sama dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) yang mengkoordinasi 57 fakultas kedokteran untuk membuka 148 prodi spesialis/subspesialis baru.

Lebih dari 350 rumah sakit diperkirakan akan dibuka pada 2025–2026. Upaya ini diharapkan meningkatkan kuota mahasiswa menjadi lebih dari 8 ribu pada 2026, serta menaikkan jumlah lulusan per tahun menjadi lebih dari 6 ribu pada 2030.

MEMBACA  Jerman mendesak puluhan sekutu untuk mengirimkan sistem pertahanan udara ke Ukraina.

Saat ini, kuota mahasiswa kedokteran baru di Indonesia sekitar 18 ribu per tahun. Dengan peningkatan cepat jumlah fakultas kedokteran menjadi 144 pada 2025, ditambah perkiraan kenaikan lulusan UKMPPD dan penambahan sekitar 26 fakultas kedokteran baru, jumlah lulusan bisa naik jadi sekitar 15 ribu per tahun pada 2030.

Selain itu, Kemenkes memproyeksikan 48 ribu dokter akan dihasilkan dari 2025 hingga 2030 untuk memenuhi kekurangan dokter di Indonesia.

Berita terkait: Indonesia targetkan 60.000 dokter umum pada 2029 dengan satgas baru
Berita terkait: Kementerian bentuk komite untuk percepat reformasi pendidikan kedokteran

Penerjemah: Sean Filo M, Resinta Sulistiyandari
Editor: Arie Novarina
Hak Cipta © ANTARA 2025