Bagaimana Kecerdasan Buatan Otonom Mengubah Dasar-Dasar Strategi Bisnis

Jiojio/Getty Images

Bisnis selalu berusaha untuk meningkatkan efisiensi, memotong biaya, dan meningkatkan produktivitas. Beberapa bisnis tertua yang dikenal—seperti pedagang Mesopotamia kuno—menginspirasi penciptaan tulisan. (Bayangkan, pencatatan ternyata jadi keunggulan kompetitif!)

Kebutuhan serupa muncul di setiap era ekonomi. Bedanya sekarang, teknologi AI bisa meningkatkan efisiensi ini dengan cara yang lebih canggih dan menguntungkan secara eksponensial. Agentic AI berada di jantung peningkatan efisiensi ini.

Menurut Dan Priest, Chief AI Officer di PwC AS, "Agentic AI mengacu pada sistem AI yang bisa secara mandiri memahami, memutuskan, dan bertindak dalam lingkup tertentu untuk mencapai tujuan, serta mampu berkolaborasi dengan manusia, sistem, atau agen lain." (PwC, alias PricewaterhouseCoopers, adalah salah satu dari "Big Four"—empat firma layanan profesional terbesar di dunia.)

Sistem Agentic AI berbeda dari generasi sebelumnya yang bersifat algoritmik. Ia bisa memahami konteks, merespons perubahan tanpa mengandalkan skrip, dan bekerja secara mandiri menuju tujuan yang ditetapkan. Dibanding otomatisasi tradisional (atau bahkan beberapa manajer manusia), sistem ini lebih fleksibel, mampu menangani ambiguitas, dan membuat keputusan cerdas secepat operasi bisnis berjalan.

Namun, implementasi agentic AI secara perusahaan tidak semudah membalik telapak tangan. Tantangannya banyak: technical debt yang menumpuk, resistensi terhadap perubahan, regulasi yang ketat, serta kurangnya pemahaman dan keahlian AI dalam organisasi.

"Hambatan utama meliputi lingkungan data yang terfragmentasi, kurangnya interoperabilitas antaralat, dan struktur organisasi yang terkotak," jelas ahli AI dari PwC. Ironisnya, pendekatan bertahap—yang biasanya jadi best practice IT—justru bisa menghambat adopsi AI karena sistem ini butuh informasi lintas-departemen.

Untuk berhasil mengintegrasikan agentic AI, manajer harus:

  • Meninjau ulang proses bisnis
  • Membangun strategi koordinasi lintas-fungsi
  • Mendapatkan dukungan penuh dari level eksekutif
  • Mendorong perubahan budaya di seluruh organisasi

    Peran Penting Proof-of-Concept

    Kunci sukses adopsi adalah proof-of-concept (POC). "POC lebih penting dari sebelumnya, terutama di lingkungan yang masih skeptis," kata Priest. Dengan menunjukkan manfaat konkret sejak tahap awal, teknologi ini bisa meyakinkan stakeholders.

    Namun, kegagalan di fase ini sering terjadi—dan penting untuk tidak salah mengira penyebabnya. Jika akar masalahnya terletak pada perencanaan yang buruk, jangan langsung menyalahkan AI.

    Mendapatkan Dukungan Internal

    Salah satu efek samping agentic AI adalah berkurangnya rasa aman pekerjaan bagi karyawan. Untuk mengatasinya, Priest menyarankan pemimpin bisnis mencari tanda-tanda antusiasme tim terhadap bantuan AI. "Adopsi yang sukses bergantung pada keterbukaan manusia untuk memanfaatkannya."

    Kepercayaan terhadap AI bisa tumbuh jika orang melihat manfaat jelas—entah efisiensi, wawasan baru, atau kemampuan tambahan. "Ini bukan cuma soal performa, tapi relevansi. Jika pengguna merasa AI tidak bekerja untuk kepentingan mereka, skeptisisme akan meningkat," tambahnya.

    Contoh Nyata Agentic AI

    PwC membagikan tiga studi kasus sukses:

    1. Teknologi: Perusahaan besar mengubah layanan pelanggan dengan contact center berbasis AI, mengurangi waktu telepon 25% dan meningkatkan kepuasan pelanggan 10%.
    2. Hospitality: Rantai hotel global memangkas waktu review standar merek hingga 94% berkat otomatisasi alur kerja AI.
    3. Kesehatan: Perusahaan kesehatan mengoptimalkan perawatan kanker dengan AI, memudahkan dokter menemukan informasi klinis 50% lebih cepat.

      Infrastruktur dan Tata Kelola

      Kunci sukses jangka panjang adalah interoperabilitas dan tata kelola yang kuat. PwC merekomendasikan investasi dalam platform yang aman, didukung data pipeline dan governance framework yang solid.

      "Kerangka tata kelola AI harus mencakup transparansi, privasi data, dan mitigasi bias," tegas Priest.

      Masa Depan Agentic AI

      Dalam lima tahun ke depan, AI agent diprediksi menjadi lapisan fundamental infrastruktur bisnis—semakin otonom, terus belajar, dan berkolaborasi lancar dengan manusia.

MEMBACA  Strategi Baru Netflix dalam Dunia Permainan Video: Dimulai dari Boggle