CEO Teknologi Garry Tan Kritik Program Kewirausahaan Kampus karena ‘Mengajarkanmu untuk Berbohong’—Ia Memperingatkan Mahasiswa Gen Z bahwa Itu Bisa Membawa Mereka ke Penjara

Sam Bankman-Fried dan Elizabeth Holmes mungkin adalah nama-nama terbaru dalam sejarah bisnis—tapi bukan karena kesuksesan mereka, melainkan karena skandal penipuan terkenal mereka.

Tapi, seorang CEO akselerator startup mengkhawatirkan bahwa beberapa program kewirausahaan di kampus mendorong mahasiswa untuk mengidolakan pola pikir ‘fake it till you make it’ dari kedua penipu ini, yang bisa berbahaya bagi banyak anak muda.

“Kami tidak akan menyebut nama, tapi sejujurnya kami khawatir karena mereka mengajarkan kalian untuk berbohong,” kata Garry Tan, Presiden dan CEO Y Combinator, saat podcast di AI Startup School.

“Itu buang-buang waktu,” tambahnya. “Dan kalian bisa masuk penjara.”

Tan mengakui bahwa godaan untuk meniru orang lain dan melanggar etika di dunia bisnis yang kompetitif itu besar, tapi kunci sukses sebenarnya adalah menciptakan jalan sendiri yang legal.

“Di dunia dengan lebih sedikit uang dan pekerjaan yang semakin sedikit, aku mengerti. Ini seperti permainan zero-sum,” kata Tan.

Tapi dia menegaskan: “Kalian tak harus ikut aturan lama itu. Tak perlu bohong ke investor. Tak perlu ‘fake it till you make it’.”

Fortune menghubungi Y Combinator untuk komentar lebih lanjut.

Startup bukan soal silabus

Salah satu tantangan terbesar bagi wirausahawan muda adalah keluar dari pola pikir sekolah yang terstruktur—dan menyadari bahwa startup itu seperti buku terbuka.

Jared Friedman, Direktur Pengelola Software YC dan mantan pendiri Scribd, bilang kegagalan mengajarkan ini adalah kelemahan besar banyak program akademik.

“Setiap kali kewirausahaan diajarkan di kuliah, hasilnya cuma tiruan murahan,” kata Friedman di podcast Lightcone. “Mereka mengajarkan metode tertentu, padahal startup tidak seperti itu.”

Contohnya media sosial: Dalam 5 tahun terakhir, pengaruhnya untuk mempromosikan merek dan produk berkembang pesat—tapi beberapa kampus belum menyesuaikan. Ini bukti bahwa pengajaran tradisional bisa kadaluarsa saat mahasiswa lulus.

MEMBACA  Saya Menggunakan ChatGPT untuk Memikat Kekasih Saya. Saya Tidak Terkesan.

Masalah ini tidak cuma di bisnis; kurikulum di banyak jurusan ilmu komputer sudah “ketinggalan zaman”, bahkan melarang penggunaan AI, kata Diana Hu, mitra umum di YC.

“Mereka benar-benar melarang mahasiswa mempelajari alat yang akan dibutuhkan di masa depan,” ujarnya.

Pemimpin bisnis khawatir dengan apa yang diajarkan kampus

Tim Y Combinator bukan satu-satunya yang meragukan apakah kampus mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan—terutama saat Kategori Bisnis Tag , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,