Kamis, 3 Juli 2025 – 12:30 WIB
VIVA – Produk-produk unggulan UMKM binaan PT Pertamina (Persero) kembali jadi sorotan dunia. Kali ini, 10 UMKM binaan Pertamina ikut serta dalam ajang bergengsi World Expo Osaka 2025 di Jepang. Produk lokal Indonesia ternyata bisa bersaing di tingkat global, sekaligus jadi kontribusi Pertamina dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) melalui inovasi ramah lingkungan.
Baca Juga:
Kembangkan Teknologi Energi Bersih Skala Global, Pertamina Gandeng ACWA Power Arab Saudi
Wakil Presiden Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa keikutsertaan UMKM di World Expo Osaka adalah bagian dari strategi perusahaan untuk tingkatkan kesejahteraan dan ekonomi nasional. Dengan pengembangan pasar UMKM, diharapkan pelaku usaha lokal bisa naikkan pendapatan dan dorong ekonomi desa. Selain itu, ini jadi tantangan bagi UMKM untuk terus tingkatkan kualitas dan profesionalisme agar bisa bersaing di kancah internasional.
Baca Juga:
Pertamina Berdayakan Sahabat Difabel Tampil di World Expo 2025 Osaka
“Kami bangga UMKM binaan Pertamina bisa tampil di panggung internasional. Ini bukan cuma partisipasi biasa, tapi momen penting untuk buka akses pasar global dan buktikan bahwa produk lokal bisa bersaing, apalagi dengan prinsip keberlanjutan,” kata Fadjar.
Di Osaka Expo, Pertamina membawa 10 UMKM beserta produk dan pengusahanya ke Jepang. Partisipasi ini dibagi dua periode: 30 Juni–6 Juli 2025 dan 25–31 Agustus 2025. Periode pertama menampilkan Songket Ilham Bahari, Kainnesia, Bali Honey, dan Made Tea. Sementara, periode kedua akan ada Pertenunan Astini, Cap Bali, Kripik Tempe Kahla, Bananania, Dara Baro, dan Apikmen.
Baca Juga:
FORNAS 2025, Potensi Perputaran Uang Miliaran Rupiah, Hidupkan Industri Olahraga
Dari semua produk, Bali Honey paling menarik perhatian buyer Jepang. Ismail Marzuki, pemilik Bali Honey, datang langsung ke Osaka untuk perkenalkan madu dari hutan tropis Bali. Dalam dua hari, ia sudah dapat minat tiga pembeli potensial, termasuk Kiddo Food, importir Osaka yang rencanakan olah madu Bali jadi granola, es krim, permen, dan kue khas Jepang seperti dorayaki. Kebutuhan mereka diperkirakan mencapai 30 ton per bulan (setara Rp30 miliar).
Selain itu, Yamada San, pengusaha Jepang, bahkan berencana kunjungi Denpasar pada September 2025 untuk lihat langsung proses produksi. Awalnya, ia mau pesan 10 kubik madu senilai Rp850 juta sebagai langkah awal kerjasama jangka panjang.
Antusiasme juga datang dari diaspora Indonesia, seperti Teguh Wahyudi, pemilik Sariraya Group di Nagoya. Ia tertarik dengan Bali Honey dan estimasi kebutuhannya mencapai 3 ton (Rp3 miliar) per pengiriman.
Bali Honey akan melalui uji lab oleh PMDA Jepang sebelum ekspor. Setelah selesai, kontrak rencananya ditandatangani dalam kunjungan berikutnya, dengan target produk sudah masuk pasar Jepang pada Desember 2025.
Partisipasi ini juga sejalan dengan visi pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya dalam tingkatkan ekonomi desa, ciptakan lapangan kerja berkualitas, dan kembangkan industri kreatif berdaya saing. Melalui dukungannya pada UMKM, Pertamina buktikan bahwa kerjasama antara dunia usaha dan pemerintah bisa dorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
World Expo Osaka diikuti 128 negara dengan lebih dari 31 ribu pengunjung per hari. Indonesia tampilkan Paviliun dengan tema “Thriving in Harmony”, yang mencerminkan harmoni antara alam, budaya, dan pertumbuhan ekonomi.
Halaman Selanjutnya
Pada tahap awal, Yamada San berniat memesan 10 kubik madu senilai Rp850 juta sebagai langkah awal kerjasama jangka panjang.