Shanon Gray, seorang pengacara yang mewakili keluarga salah satu korban, mengatakan bahwa kerabat sangat marah tentang kesepakatan pembelaan ini.
Seorang pria yang dituduh membunuh empat mahasiswa di negara bagian Idaho, barat laut AS, akan mengaku bersalah pekan ini untuk menghindari hukuman mati, menurut keterangan pengacara keluarga korban dan kerabat korban lainnya.
Bryan Kohberger telah menyetujui kesepakatan dengan jaksa, ungkap Shanon Gray, pengacara keluarga Kaylee Goncalves, pada Senin. Ia menambahkan bahwa kliennya sangat kecewa.
Kohberger, 30 tahun, dituduh menikam hingga tewas Goncalves, Ethan Chapin, Xana Kernodle, dan Madison Mogen di sebuah rumah sewaan dekat kampus University of Idaho di Moscow, Idaho, pada dini hari 13 November 2022.
"Kami jauh lebih dari marah kepada Negara Bagian Idaho," tulis keluarga Goncalves di Facebook. "Mereka telah mengecewakan kami. Beri kami waktu. Ini sangat tak terduga."
Gray mengatakan bahwa jaksa memberitahu keluarga tentang kesepakatan ini melalui email dan surat.
Mereka berbicara dengan penuntut pada Jumat mengenai kemungkinan kesepakatan pembelaan dan menjelaskan bahwa mereka sangat menentangnya, tulis keluarga Goncalves dalam unggahan lain.
Tapi pada Minggu, mereka menerima email yang "membuat kami kalang kabut" dan bertemu lagi dengan penuntut pada Senin untuk menyampaikan pendapat mereka mengenai tuntutan hukuman mati.
"Sayangnya, semua upaya kami tidak berarti. Kami sudah BERUSAHA SEMAMPU KAMI! Berjuang lebih keras dari yang siapa pun bisa bayangkan," tulis keluarga itu.
Kaylee Goncalves, Ethan Chapin, Xana Kernodle, dan Madison Mogen tewas di rumah sewaan dekat kampus University of Idaho di Moscow, Idaho, dini hari 13 November 2022.
"Setelah lebih dari dua tahun, ini bagaimana semuanya berakhir: dengan kesepakatan rahasia dan upaya terburu-buru menutup kasus tanpa masukan dari keluarga korban tentang detail pembelaan," tambah keluarga itu.
Sidang perubahan pembelaan dijadwalkan pada Rabu, tapi keluarga meminta jaksa menundanya agar mereka punya waktu lebih untuk hadir di pengadilan.
Saat pembunuhan terjadi, Kohberger adalah mahasiswa pascasarjana kriminologi di Washington State University, sekitar 14 km barat University of Idaho.
Ia ditangkap di Pennsylvania, tempat orangtuanya tinggal, beberapa pekan kemudian. Penyidik mengatakan DNA-nya cocok dengan materi genetik yang ditemukan pada sarung pisau di TKP.
Motif pembunuhan belum terungkap, dan tidak jelas mengapa pelaku membiarkan dua teman sekamar yang ada di rumah saat itu selamat.
Pembunuhan ini mengguncang komunitas pertanian kecil berpenduduk sekitar 25.000 orang, yang tidak pernah mengalami kasus pembunuhan selama lima tahun terakhir, dan memicu pencarian besar-besaran terhadap pelakunya.