Jakarta (ANTARA) – Proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi terbesar di Asia Tenggara, yang berlokasi di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, diproyeksikan akan menyerap 8.000 pekerja langsung, ungkap Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Upacara groundbreaking untuk ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi, dipimpin oleh konsorsium ANTAM–IBC–CBL, diresmikan oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto di Artha Industrial Hills, Karawang, Jawa Barat, pada Minggu.
“Kami yakin proyek ini bisa menyerap 8.000 pekerja langsung dan 35.000 pekerja tidak langsung, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara signifikan,” kata Wijaya dalam pernyataan tertulis dari Jakarta pada Minggu.
Dia menekankan bahwa peluncuran proyek ini menunjukkan komitmen presiden untuk mendukung pengembangan industri dari hulu ke hilir, dengan enam sub-proyek yang sedang berjalan di Halmahera Timur dan Karawang.
Dalam sambutannya, Presiden Subianto menyatakan bahwa perkembangan suatu bangsa tergantung pada kemampuannya mengolah sumber daya alam menjadi produk bernilai tinggi, sehingga meningkatkan kesejahteraan nasional.
Proyek ini, bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia, memiliki nilai investasi 5,9 miliar dolar AS dan mencakup lahan seluas 3.023 hektar.
Dirancang ramah lingkungan, proyek ini memanfaatkan berbagai sumber energi, termasuk pembangkit listrik tenaga uap 2×150 MW, pembangkit listrik gas 80 MW, pembangkit panas buang 30 MW, dan tenaga surya 172 MWp, termasuk 24 MWp di pabrik Karawang.
Pabrik baterai di Karawang, seluas 43 hektar, dioperasikan oleh PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB), kerja sama antara IBC dan CBL, anak perusahaan raksasa baterai global CATL.
Fasilitas ini diperkirakan mencapai kapasitas awal 6,9 GWh pada fase pertama, meningkat menjadi 15 GWh di fase kedua. Operasi komersial direncanakan dimulai akhir 2026.
Sementara itu, di Halmahera Timur, ANTAM dan Hong Kong CBL Limited (HK CBL) mendirikan PT Feni Haltim (FHT) untuk mengembangkan kawasan industri energi baru, termasuk proyek pertambangan nikel dan smelter pirometalurgi dengan kapasitas 88.000 ton paduan nikel olahan per tahun pada 2027.
Translator: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025