Membanggakan, SMA Labschool Kebayoran Raih Juara Umum di Festival Folklore Internasional ke-21

Minggu, 29 Juni 2025 – 20:19 WIB

Jakarta, VIVA – SMA Labschool Kebayoran berhasil meraih juara umum (grand prix) di Festival Folklore Internasional ke-21 yang diadakan di Primorsko, Bulgaria, Eropa Tenggara. Prestasi ini tidak cuma membanggakan sekolah, tapi juga mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia.

Baca Juga:
Pemprov Jakarta Buka Posko Pengaduan Layanan SPMB 2025, Ini Lokasi dan Nomor Teleponnya

Festival Folklore merupakan ajang bergengsi bagi siswa-siswa dari berbagai negara untuk menampilkan seni budaya mereka. Grand Prix adalah babak final setelah seleksi, di mana grup terbaik bersaing untuk mendapatkan peringkat tertinggi dalam World Ranking List.

Kepala SMA Labschool Kebayoran, Dr. Suparno, MM, mengungkapkan bahwa 27 siswanya menjadi delegasi Indonesia yang membawa misi budaya. Mereka memperkenalkan tarian dan lagu daerah Indonesia.

Baca Juga:
Bupati Purwakarta Kirim Lagi 45 Siswa ke Barak Militer, Sebut Banyak Peminatnya

Menurutnya, ke-27 siswa tersebut telah berlatih selama beberapa bulan sebelumnya. Mereka membawakan beragam budaya Indonesia, mulai dari Gandrung Banyuwangi, Bujang Ganong, Rungkad, hingga tarian dari berbagai daerah di Nusantara.

“Ada delapan tarian dan tiga lagu daerah yang ditampilkan. Alhamdulillah kami bisa menang juara umum tahun ini,” kata Suparno, Minggu 28 Juni 2025.

Baca Juga:
Pasang Kamera di Toilet Sekolah, Seorang Alumni SMA di Bandung Ditangkap Polisi

Tarian yang dibawakan meliputi Mistik Gandrung Banyuwangi, Legong Mahawidya, Asok Manyasak, Lenggang Nyai, Bujang Ganong, Piring Sofyani, Lancang Kuning, dan Papua Mambo Simbo. Sementara lagu daerah yang dinyanyikan adalah Keroncong Kemayoran, Rungkad, dan Si Patokaan.

“Ini sangat membanggakan karena tahun lalu Labschool Kebayoran juga juara umum di International Youth Festival of Music and Arts-Muses 2024 di Bulgaria,” jelas Suparno.

MEMBACA  Trump tidak dapat melanjutkan rencananya untuk mengurangi pendanaan sekolah umum atas program DEI, hakim memutuskan.

Ketua Misi Budaya, Nabil Athadaffa Muliawan, menjelaskan bahwa misi ini bernama "Predavicaka Nusantara", yang berarti pembawa cinta kebijakan Nusantara. Menurutnya, mereka telah berjuang keras selama tiga bulan untuk mempersiapkan semuanya.

“Saat nama Indonesia disebut sebagai pemenang, semua lelah dan pengorbanan terbayar,” ujarnya dengan mata berbinar.

Beberapa siswa yang berprestasi antara lain Fathiya Nahla Assyifa, Safia Tiara Salsabila, Qintara Annasha Shyana, Aleeza Safiya Ardiansyah, dan lainnya.

Selain Indonesia, ada 800 peserta dari negara seperti Bulgaria, Turki, Moldova, Lithuania, dan Ukraina. Festival tahun ini bertema "Euro Folk – Black Sea 2025" dan diselenggarakan oleh Asosiasi Festival Folklore Eropa (EAFF).

Halaman Selanjutnya
Sementara itu, Ketua Misi Budaya dari siswa, Nabil Athadaffa Muliawan, menjelaskan bahwa misi budaya ini diberi nama Predavicaka Nusantara yang artinya pembawa kebijakan cinta Nusantara. Ia menjelaskan, Predavicaka Nusantara adalah sebuah keluarga yang terbentuk melalui banyak rintangan.