Jakarta (ANTARA) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjamin akses lebih luas ke informasi geospasial dan mendorong para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam mempermudah akses ini.
Kepala Geoinformatika BRIN, Rokhis Khomarudin, menyatakan dalam diskusi online pada Kamis bahwa lanskap data geospasial global berkembang pesat, begitu juga dengan informasi geospasial—baik yang gratis maupun berbayar.
"Ini menciptakan paradigma baru untuk transaksi dan interaksi yang melibatkan data geospasial serta produk turunannya, menghadirkan pasar data dan informasi geospasial di mana penyedia dan pengguna bisa bertukar," jelas Khomarudin.
Geoinformatika kini digunakan di banyak sektor di Indonesia, termasuk pertanian, kehutanan, tata ruang, mitigasi bencana, dan pengelolaan sumber daya laut. Penggunaan yang luas ini menunjukkan perlunya data geospasial yang mudah diakses, katanya.
Konsep pasar data geospasial, baik berbasis permintaan atau pasokan, dapat menyatukan penyedia dan pengguna. Ini memungkinkan akses ke data spasial tanpa memerlukan infrastruktur mahal seperti satelit atau pusat data, menurutnya.
"Model pasar ini membuka peluang kolaborasi lintas sektor, mendorong inovasi, dan mempercepat pemanfaatan geoinformatika untuk mengatasi tantangan dari tingkat lokal hingga global," papar Khomarudin.
Dia berharap melalui kolaborasi dan berbagi pengetahuan, teknologi ini dapat menyediakan data dan informasi akurat untuk mendukung pembangunan Indonesia.
Berita terkait: BRIN expert highlights rampant child marriage practices in villages
Berita terkait: BRIN calls for collaborative ecosystem development in ASEAN
Berita terkait: BRIN’s lightweight composites advance transportation, drone innovation
Penerjemah: Sean Filo Muhamad, Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025