Jose Adolfo Macias, alias ‘Fito’, Akan Diekstradisi ke AS atas Tuduhan Narkoba dan Penyemasan Senjata
Pemimpin geng Los Choneros yang buron ini akhirnya tertangkap kembali setelah hampir 18 bulan kabur, menurut Presiden Daniel Noboa.
Jose Adolfo Macias, atau "Fito", melarikan diri dari penjara Guayaquil pada Januari 2024, di mana ia menjalani hukuman 34 tahun untuk kasus narkoba dan pembunuhan.
Setelah penangkapan, Macias akan diekstradisi ke AS, di mana ia telah didakwa oleh pengadilan federal terkait perdagangan narkoba dan penyelundupan senjata, ungkap Noboa di platform X pada Rabu.
Sebelumnya, Noboa menawarkan hadiah $1 juta untuk informasi penangkapan Macias dan mengerahkan ribuan polisi serta tentara untuk mencarinya.
"Penghargaan untuk polisi dan militer kami yang terlibat dalam operasi ini. Masih bakal banyak yang jatuh, kami akan rebut kembali negeri ini. Tanpa kompromi," tulis Noboa di X.
Untuk yang menentang dan meragukan pentingnya Undang-Undang Solidaritas dan Intelijen: berkat hukum itu, Fito berhasil ditangkap hari ini dan kini ada di tangan Blok Keamanan.
Penghargaan untuk polisi dan militer kami yang terlibat. Masih akan ada lagi yang tumbang…
— Daniel Noboa Azin (@DanielNoboaOk) 25 Juni 2025
Macias disebut kabur jelang pemindahannya ke penjara berkeamanan maksimum, tapi otoritas belum menjelaskan cara ia lolos.
Pelariannya memicu kerusuhan besar, pengeboman, penculikan, pembunuhan jaksa ternama, serta serangan bersenjata ke stasiun TV saat siaran langsung, menurut pemerintah AS. Hal ini membuat Noboa menetapkan darurat nasional 60 hari di seluruh Ekuador.
Noboa juga menetapkan 22 geng, termasuk Los Choneros, sebagai "kelompok teroris".
Departemen Keuangan AS sebelumnya menjatuhkan sanksi ke Macias dan Los Choneros pada Februari 2024 atas perdagangan narkoba dan hasutan kekerasan di Ekuador.
Ekuador dulu termasuk negara paling damai di Amerika Latin, tetapi kedekatannya dengan Peru dan Kolombia—produsen kokain terbesar dunia—membuatnya jadi sasaran empuk kartel narkoba.
Persaingan antar-geng lokal, didukung sindikat kriminal asing dari Meksiko hingga Albania, memicu lonjakan kekerasan di seluruh negeri.