"Ironheart" Review: Duka dan AI Bertabrakan dalam Serial Marvel Karya Ryan Coogler

Dalam kejutan yang tak terduga, seri Ironheart dari Marvel memiliki kesamaan yang mencolok dengan episode Black Mirror yang menyayat hati, "Be Right Back", dibandingkan dengan film Iron Man mana pun.

Di sisi Iron Man, kita melihat cerita eksplosif tentang seorang penemu yang menciptakan baju besi berteknologi tinggi. Dalam Ironheart, penemu tersebut tak lain adalah Riri Williams (Dominique Thorne), seorang jenius yang pertama kali diperkenalkan di Black Panther: Wakanda Forever (Ryan Coogler, sutradara Wakanda Forever dan Sinners, juga menjadi produser eksekutif Ironheart). Kini, setelah dikeluarkan dari MIT, Riri kembali ke kampung halamannya di Chicago dan terlibat dalam kehidupan kriminal untuk mendapatkan dana demi melanjutkan proyek baju besinya.

Saat Riri membangun baju barunya, Ironheart mulai bergerak ke arah yang mirip Black Mirror. Dalam usahanya menciptakan asisten AI baru untuk baju besinya, Riri tanpa sengaja menciptakan AI yang tampak dan bertingkah persis seperti sahabatnya yang telah meninggal, Natalie Washington (Lyric Ross). Konsep ini mengingatkan pada "Be Right Back" di Black Mirror, di mana seorang janda (Hayley Atwell) berkomunikasi dengan simulasi AI almarhum suaminya (Domhnall Gleeson).

Namun, sementara "Be Right Back" adalah satu jam tontonan yang menghancurkan, Ironheart lebih penuh harapan dalam menggambarkan proses berduka dengan bantuan teknologi. Meski kurang fokus dan kedalaman emosional seperti "Be Right Back" (yang sering hilang dalam enam episode yang sibuk memperkenalkan karakter utama baru di MCU), Ironheart tetap berhasil menciptakan hubungan yang mengharukan antara Riri dan sahabatnya yang ia pikir telah hilang selamanya.

Hubungan Riri dengan AI N.A.T.A.L.I.E. adalah inti dari Ironheart

Adegan pembuka Ironheart bukanlah Riri membangun baju besi atau melawan penjahat, melainkan momennya bersama Natalie, berbincang tentang impian mereka. Riri ingin menjadi "lebih besar dari Jobs, Gates, Pym, atau Stark," sementara Natalie hanya ingin bahagia—dan mungkin bertemu Thor. Adegan manis ini menegaskan bahwa pertemanan mereka adalah jantung cerita ini. Sayangnya, Natalie dan ayah tiri Riri, Gary (LaRoyce Hawkins), tewas dalam penembakan. Tragedi inilah yang mendorong Riri menciptakan baju besinya—sebuah mekanisme koping untuk mencegah trauma serupa terulang.

MEMBACA  Uber Eats Menghadirkan Sentuhan AI dengan Fitur Baru di Aplikasi

Kemunculan N.A.T.A.L.I.E. (Neuro-Autonomous Technical Assistant and Laboratory Intelligence Entity) memperumit perjalanan Riri. AI ini memiliki semua ingatan dan sifat Natalie, tetapi apakah ia benar-benar Natalie? Ross menghidupkan N.A.T.A.L.I.E. dengan sempurna, dari candaannya hingga rasa sakit saat Riri meragukan eksistensinya.

Ironheart juga menyentuh realitas saat ini, di mana orang mencoba menggunakan AI untuk berkomunikasi dengan orang yang telah tiada—seperti dijelaskan dalam dokumenter Eternal You (2024). Namun, seri ini lebih fokus pada kegembiraan dan kebingungan reuni dengan seseorang yang hilang.

Parker "Hood" Robbins dan Kru Kriminalnya

Selain N.A.T.A.L.I.E., Riri juga banyak berinteraksi dengan Parker Robbins (Anthony Ramos), seorang kriminal dengan jubah merah misterius yang memberinya kekuatan magis. Kru Parker—diperankan oleh Manny Montana, Shea Coulée, Zoe Terakes, dan lainnya—menambah dinamika seru dengan selera humornya. Sayangnya, enam episode tidak cukup untuk mengembangkan motivasi Hood atau dampak aksinya pada masyarakat Chicago.

Meski ada kelemahan di pacing, hubungan Riri dan N.A.T.A.L.I.E. tetap menyentuh. Ironheart mungkin penuh aksi dan magis, tapi justru dinamika emosional inilah yang paling membekas.

Tiga episode pertama Ironheart sudah tayang di Disney+. Tiga episode terakhir tayang 1 Juli pukul 9 malam ET.