Gelombang Panas Ancam Stabilitas Jaringan Listrik AS | Berita Energi

Gangguan Listrik Akibat Panas Meningkat, Kondisi Diprediksi Makin Buruk dengan Pusat Data AI yang Menyedot Daya

Gelombang panas yang saat ini menyelimuti dua pertiga wilayah Amerika Serikat dengan suhu rekor memberi tekanan berat pada sistem kelistrikan nasional.

Pada Senin lalu, Con Edison, penyedia listrik Kota New York, meminta warga menghemat energi. Mereka mengurangi tegangan listrik di Brooklyn sebesar 8 persen saat melakukan perbaikan; hal serupa juga diterapkan di Staten Island dan Queens kemarin. Ribuan orang kehilangan pasokan listrik karena jaringan tak mampu menahan beban.

Pemadaman serupa terjadi di sepanjang Pantai Timur dan Midwest, termasuk di Virginia dan New Jersey. Di Philadelphia dan Cleveland, listrik padam untuk ribuan pelanggan setelah badai hebat pekan lalu, dan belum pulih seiring tingginya suhu.

Amtrak, operator kereta nasional, melaporkan keterlambatan pada Selasa karena pembatasan kecepatan akibat panas di rute Washington, Philadelphia, dan New York.

Masalah Jaringan Listrik

Gelombang panas ini menyoroti kerentanan infrastruktur listrik AS.

Dalam laporan tahunan terbaru North American Electric Reliability Corporation (NERC), sebagian besar AS kekurangan cadangan listrik untuk menghadapi kondisi "di atas normal", termasuk Midwest, Texas, New England, dan California Selatan.

Gangguan listrik terkait panas melonjak belakangan ini. Menurut laporan Climate Central tahun lalu, pemadaman akibat panas meningkat 60 persen pada 2014–2023 dibanding 10 tahun sebelumnya.

Tekanan baru pada jaringan listrik AS juga datang dari maraknya pusat data AI yang sangat boros energi. Pada 2022, Dominion Energy di Virginia Utara memperingatkan bahwa pusat data di sana menguras begitu banyak daya hingga pasokan mungkin tak mencukupi.

Kebutuhan energi pusat data AI diprediksi makin mendesak seiring meledaknya generatif AI. Pada 2030, diperkirakan permintaan listrik server farm AI akan mencapai 12 persen.

MEMBACA  Proses Pemulihan Pasca Banjir di Indonesia, Sri Lanka, dan Thailand

Selain itu, ada ancaman siber dari "hacktivis" berbasis Iran yang bisa menyerang jaringan listrik AS di momen rentan, sebagai balasan atas serangan AS ke situs nuklir Iran, seperti dilaporkan CNN. Pusat pembagian ancaman siber jaringan listrik AS telah memantau dark web, sementara Departemen Keamanan Dalam Negeri mengeluarkan peringatan soal serangan siber potensial pada Minggu.

"Baik hacktivis maupun aktor terkait pemerintah Iran rutin menargetkan jaringan AS yang kurang aman dan perangkat terhubung internet untuk serangan disruptif," bunyi peringatan itu.

Pada 2023, hacktivis terkait Iran menargetkan otoritas air di Pennsylvania dengan keberhasilan minim. Tahun ini, otoritas AS menemukan peretas berafiliasi Iran berada di balik serangan siber ke fasilitas kesehatan AS.

Menurut laporan NERC 2024, jaringan listrik sangat rentan, dengan 23.000–24.000 titik rawan serangan siber di sistem kelistrikan AS.