Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia sedang menyelesaikan rencana kerjasama dengan Rusia untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) melalui pembangunan reaktor modular kecil (SMRs) dengan kapasitas 500MW.
"Mengenai pengembangan PLTN, kami akan melakukan studi kelayakan terlebih dahulu," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di St. Petersburg, Rusia, Jumat.
Studi ini merupakan langkah awal untuk menyiapkan dasar teknologi dan regulasi guna mendukung pengembangan energi nuklir yang aman dan berkelanjutan, tambahnya.
Kementerian ESDM mengungkapkan rencana pemerintah membangun PLTN, dengan lokasi potensial di Sumatera dan Kalimantan.
Rencananya, akan dikembangkan PLTN berkapasitas 250 megawatt (MW) di Sumatera dan sisanya 250MW di Kalimantan.
Pembangunan PLTN ini bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan.
Dalam rencana itu, SMRs dianggap lebih efisien dan fleksibel dibanding PLTN konvensional.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapan negaranya untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai.
Kerjasama ini mencakup berbagai sektor seperti kesehatan, pertanian, dan pelatihan sumber daya manusia.
Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto di Moskow, Kamis (19 Juni), yang juga membahas penguatan kemitraan strategis di sektor energi, termasuk energi terbarukan dan teknologi nuklir.
Rusia, dengan pengalaman dan teknologinya yang maju, merupakan mitra potensial untuk mendukung upaya Indonesia mencapai bauran energi bersih dan penurunan emisi karbon bertahap.
Berita terkait: Indonesia pertimbangkan teknologi China dan Rusia untuk dorongan energi nuklir
Berita terkait: Indonesia akan atur pengolahan uranium untuk tenaga nuklir
Penerjemah: Andi Firdaus, Genta Tenri Mawangi, Yashinta Difa
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025