Pasar Global Bisa Alami Krisis Ekonomi Parah jika Perang Dagang Terjadi, Kata Investor Milyarder Steve Eisman
Pasar global bisa masuk ke situasi ekonomi yang sangat buruk jika kebijakan tarif Presiden Donald Trump berlanjut dan memicu perang dagang besar-besaran, menurut investor milyarder Steve Eisman.
Eisman, yang dulu sukses memprediksi dan untung dari krisis pasar saham 2008, bilang dalam wawancara dengan CNBC bahwa ekonomi AS bisa tumbuh jika pemerintahan Trump berhasil damai dengan negara-negara yang dikenakan tarif. Tapi kalau tidak, kemungkinan besar dunia akan masuk ke resesi global.
"Tarif dan risiko perang dagang adalah satu-satunya ancaman serius buat pasar saat ini," kata Eisman. "Ini hitam-putih, dan saya tidak bisa memprediksinya."
Kebijakan tarif Trump sudah bikin konsumen dan investor khawatir. Survei Bank of America minggu ini menunjukkan 47% manajer investasi percaya resesi global karena perang dagang adalah risiko terbesar buat pasar.
Tapi, ada kabar baik. Kesepakatan dagang dengan Inggris dan gencatan senjata sementara dengan China sedikit meredakan ketegangan. JPMorgan bahkan turunkan prediksi resesi AS dan global dari 60% ke 40% akhir Mei lalu karena Trump kurangi tarif untuk China.
Namun, AS belum selesaikan masalah dagang dengan Uni Eropa sebelum tenggat waktu penting pada 9 Juli.
Eisman bandingkan situasi ini dengan masa sebelum Perang Dunia I, di mana banyak perjanjian justru bikin konflik makin besar. "Nggak ada yang mau perang dagang, tapi bisa saja terjadi," katanya.
Bukan Cuma China
Meskipun negosiasi dengan China jadi sorotan, Eisman bilang urusan dagang dengan Eropa lebih rumit karena aturan dan pajak mereka yang ribet.
"Negosiasi sama Eropa itu kayak ngurus kucing liar," candanya.
Trump pernah ancam tarif 50% untuk Uni Eropa, bilang mereka "curang" ke AS. Dia juga protes soal pajak VAT yang dianggapnya merugikan perusahaan AS.
Sampai sekarang, Trump masih belum puas dengan tawaran Eropa. "Kami masih bicara, tapi mereka belum kasih tawaran adil," katanya.
Mantan Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, khawatir pemerintahan Trump terlalu percaya diri setelah sukses dengan China dan Inggris, sehingga bisa bikin Eropa menjauh.
"Ini sulit, tapi tujuan kita harusnya bikin negara Eropa lebih kuat dan tetap dekat dengan kita," kata Ross.