Perubahan Program Transmigrasi Indonesia Menjadi Model Pertumbuhan bagi Global Selatan

Jakarta (ANTARA) – Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan bahwa transformasi program transmigrasi Indonesia yang sedang berjalan bisa jadi contoh untuk pembangunan inklusif di Global South.

Pada pidatonya Rabu lalu, menteri menjelaskan bahwa Kementerian Transmigrasi sedang menjalankan lima program unggulan untuk mengubah tujuan dan persepsi publik tentang transmigrasi.

Dulu, transmigrasi cuma tentang pindahkan orang dari daerah padat ke daerah yang lebih sepi. Sekarang, program ini sudah berkembang fokus pada kesejahteraan merata dengan membangun pusat ekonomi baru di seluruh Indonesia.

“Ayo bangun komunitas baru lewat transformasi transmigrasi, bukan cuma untuk Indonesia, tapi juga sebagai contoh pembangunan inklusif di Global South. Mari kita bangun bersama — komunitas yang aman, produktif, dan siap hadapi masa depan,” kata Suryanagara.

“Dengan populasi terbesar keempat dunia dan sebagai negara yang sedang naik daun, Indonesia punya tugas untuk tunjukkan bahwa pertumbuhan, keadilan, dan martabat bisa berjalan beriringan. Lewat transmigrasi, kita bukan cuma bangun kota baru. Kita sedang redefinisi pembangunan,” tambahnya.

Lima program unggulan itu termasuk Trans Tuntas, yang menyediakan tanah siap tanam dan bersertifikat untuk transmigran; Trans Lokal, memberdayakan masyarakat setempat untuk tanam pangan dan bangun ketahanan bersama transmigran; serta Trans Patriot, fokus pada bina pemimpin muda patriotik kelas dunia untuk bantu bentuk daerah transmigrasi.

Dua program lainnya adalah Trans Karya Nusa, yang gerakkan komunitas untuk ciptakan rantai nilai dan lapangan kerja baru; serta Trans Gotong Royong, bertujuan bangun masyarakat inklusif dan tangguh lewat kolaborasi multilateral.

Suryanagara menyebut kementeriannya aktif menjalin kerja sama dengan kementerian/lembaga lain, pemerintah daerah, masyarakat, dan investor lokal maupun asing untuk dukung program ini.

MEMBACA  Imigrasi Bali Menendang WNA Cina & Tanzania, Ini Cara Mereka Masuk ke Indonesia

Dia tekankan bahwa kementerian saat ini mengelola 3,1 juta hektar tanah dengan Hak Pengelolaan Lahan Transmigrasi (HPL), dan sekitar 500.000 hektar berpotensi dikembangkan jadi kawasan ekonomi baru.

“Kerangka transmigrasi mempermudah proses keterlibatan sektor swasta — lebih cepat dan pasti secara hukum. Pelaku global sudah mulai merespon,” ujarnya.

Menurut Suryanagara, investor dari Brasil dan Spanyol sedang eksplorasi kerja sama di peternakan sapi, sementara investor Eropa tertarik pada produksi cokelat. Investor China incar manufaktur canggih, dan investor dari beberapa negara lain menarget industri kelapa Indonesia.

“Mari ciptakan negara di mana tak ada potensi yang terbuang, setiap daerah maju, pertumbuhan kuat, masa depan berdaulat, dan kebanggaan yang dirasakan bersama,” tegas menteri.

Reporter: Uyu Septiyati Liman
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025