Perlu Lebih Banyak Studi untuk Proyek Tanggul Laut Jawa, Ujar Menteri

Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator bidang Pembangunan Infrastruktur dan Wilayah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menekankan perlunya kajian lebih lanjut dan diskusi mendalam tentang proyek tanggul raksasa Jawa.

“Kami masih mempelajarinya. Tidak ingin terburu-buru mengambil kesimpulan karena ini proyek besar,” katanya di sela-sela Konferensi Internasional tentang Infrastruktur (ICI) 2025 di Jakrta, Rabu.

Pada tahap awal, pemerintah berencana membangun tanggul di pesisir utara Jakarta, Banten, dan Bekasi. Anggaran fase pertama—sepanjang 41 kilometer—diperkirakan mencapai USD8 miliar dalam delapan tahun ke depan.

Menurut AHY, proyek ini bertujuan mengurangi dampak banjir dan penurunan tanah, serta melindungi daerah pesisir yang rentan.

Ia menegaskan perlu diskusi dan koordinasi lebih lanjut karena banyak pihak tertarik untuk terlibat.

Sehari sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas dengan sejumlah menteri untuk membahas persiapan pembangunan tanggul di pantura Jawa.

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyatakan inisiatif ini bagian dari strategi pemerintah melindungi kawasan pesisir dari perubahan iklim dan kenaikan air laut.

“Pembangunan tanggul diharapkan bisa cegah banjir rob, tekan penurunan tanah, dan jadi waduk air bersih,” ujar Wijaya.

Kementerian Perumahan Rakyat telah bekerja sama dengan ahli dari Belanda dan Korea Selatan sejak 2016 untuk meneliti kelayakan tanggul sepanjang 946 kilometer dari Cilegon hingga Gresik.

Berita terkait: Presiden dan menteri bahas pembangunan tanggul raksasa
Berita terkait: Tanggul raksasa untuk tekan banjir rob di pesisir: AHY

Penerjemah: Aji Cakti, Yashinta Difa
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Kolaborasi Strategis untuk Mencapai Net Zero dan Kemandirian Energi