Pemerintah Prancis Minta Renault Produksi Drone di Ukraina

Dapatkan info terbaru dengan update gratis

Cukup daftar ke War in Ukraine myFT Digest — langsung dikirim ke email kamu.

Pemerintah Perancis minta Renault buat bikin drone di Ukraina, karena pesawat tanpa awak udah jadi bagian penting buat Kyiv lawan serangan militer Moskow.

Perusahaan mobil Perancis ini bakal kerja sama dengan ahli drone kecil untuk produksi massal, jadi langkah pertama bisnis Perancis bikin senjata di Ukraina.

Menteri Pertahanan Perancis, Sébastien Lecornu, bilang ke LCI Jumat malam kalau perusahaan mobil dan pertahanan bakal kerja sama buat bikin lini produksi dalam “kemitraan yang belum pernah ada” buat suplai drone ke pasukan Ukraina.

Renault konfirmasi Minggu malam kalau mereka udah dihubungi Kementerian Angkatan Bersenjata Perancis.

“Diskusi udah dilakukan, tapi belum ada keputusan karena kami nunggu detail proyek ini dari kementerian,” kata Renault.

Ini bakal jadi pertama kalinya Renault bikin alat pertahanan sejak Perang Dunia II, saat tank R35 mereka gagal lawan Panzer Jerman di Pertempuran Perancis.

Drone sekarang jadi bagian penting strategi militer Ukraina. Mereka kunci dalam serangan ke pangkalan udara Rusia ribuan kilometer dari Kyiv pekan lalu, tunjukkan bagaimana teknologi drone ubah taktik militer.

Beberapa tahun terakhir, garis depan Ukraina didominasi drone, dan lini produksi Perancis bakal bantu tingkatkan produksinya. Lecornu bilang keinginan AS untuk mundur dari Ukraina bikin “momen bangun tidur” di mana negara Eropa perlu kasih jaminan keamanan lebih kuat buat Ukraina.

Kyiv desak perusahaan Barat investasi di industri pertahanan mereka dan bikin usaha patungan dengan produsen senjata lokal. Kontraktor senjata Jerman, Rheinmetall, sedang bangun pabrik amunisi di Ukraina yang rencananya mulai produksi tahun depan, kata CEO Armin Papperger Februari lalu di Konferensi Keamanan Munich. Mereka udah operasikan fasilitas perbaikan alat militer impor di Ukraina.

MEMBACA  Prakiraan Saham Perusahaan Usaha Jasa Publik (PEG)

Kyiv bilang udah tarik lebih dari 40 perusahaan pertahanan asing ke Ukraina. Februari lalu, Menteri Industri Strategis Ukraina, Herman Smetanin, umumkan grup penerbangan dan elektronik pertahanan Perancis, Thales, udah tanda tangan perjanjian buat usaha patungan dengan perusahaan pertahanan milik negara Ukraina, Ukroboronprom.

Usaha patungan ini bakal fokus ke solusi teknologi untuk pertahanan udara, radar, perang elektronik, dan komunikasi taktis, kata Smetanin waktu itu.

Lecornu pekan lalu bilang langkah perusahaan Perancis bikin drone di Ukraina bakal jadi “situasi menang-menang” yang juga untungkan tentara Perancis karena dapet “pelatihan taktis dan operasional permanen yang terkait dengan realitas garis depan ini”.

Pekerja lokal bakal dipekerjakan buat operasikan lini produksi di Ukraina dan perusahaan gak perlu kirim pekerja Perancis ke sana, tambah Lecornu. Belum jelas jenis drone apa yang bakal diproduksi Renault kalo rencana ini dikonfirmasi.

Inisiatif Perancis ini muncul saat nasib industri mobil dan pertahanan Eropa beda. Produsen senjata dapet banyak pesanan seiring naiknya belanja pertahanan, sementara sektor otomotif kesulitan karena transisi dari mesin tradisional ke mobil listrik dan persaingan dari Cina.

Di Jerman, kontraktor pertahanan Hensoldt nawarin rekrut pekerja yang di-PHK dari pemasok suku cadang mobil yang tertekan, sementara Rheinmetall bilang tertarik akuisisi pabrik mobil Volkswagen yang nganggur.