Jakarta (ANTARA) –
Hari Raya Idul Adha menjadi momen untuk manusia membersihkan jiwa dan memperkuat moral mulia, ungkap Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti saat salat Idul Adha di Tangerang Selatan, Banten, Jumat.
“Hari ini, kita merayakan Idul Adha sebagai bagian dari ajaran Islam dan pesan ilahi yang Allah turunkan pada umat manusia,” katanya, menurut pernyataan yang dirilis Sabtu.
Dia menekankan bahwa Idul Adha harus dipandang sebagai cerminan ketakwaan dan bentuk ketulusan tertinggi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berbicara di depan ratusan umat Islam, Mu’ti membagikan tiga makna inti Idul Adha.
Mengutip buku Prof. Ahmad Zahro, Mu’ti menjelaskan bahwa Idul Adha membawa kebahagiaan, mendorong kasih sayang, dan menegakkan keadilan—semuanya bertujuan menciptakan manfaat bermakna bagi umat manusia.
Dia mengajak jamaah untuk menjadikan momen ini sebagai kesempatan mendekatkan diri pada Tuhan dan sesama manusia.
Mu’ti juga menyebutkan bahwa berkurban hewan dianjurkan sebagai simbol iman dan pengabdian.
“Inti berkurban adalah untuk menyucikan jiwa, menekan nafsu hewani, menghilangkan sifat egois, dan menghancurkan hambatan sosial. Melalui kurban, kita berharap membangun harmoni sosial dan mendatangkan berkah dalam hidup,” ujarnya.
Dia menutup sambutannya dengan mengajak jamaah untuk berdoa dan bersyukur.
“Semoga ibadah kita di Idul Adha kali ini menjadi dasar kuat untuk tetap takwa dan berkontribusi berarti bagi bangsa dan masyarakat,” tambah Mu’ti.
Berita terkait: Bandara Bali bersiap untuk lonjakan perjalanan Idul Adha
Berita terkait: Idul Adha menginspirasi kesadaran, pengorbanan untuk sesama: Muhammadiyah
Penerjemah: Hana Dewi Kinarina Kaban, Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025