Gelombang Raksasa Terungkap oleh Satelit NASA

Sabtu, 7 Juni 2025 – 08:07 WIB

Jakarta, VIVA – Para ilmuwan akhirnya berhasil mengamati langsung fenomena seismik aneh yang mengguncang dunia selama 9 hari pada 2023. Penyebabnya terungkap, yaitu dua mega-tsunami yang menghantam fjord di Greenland Timur.

Baca Juga:
Gunung Es Terbesar di Dunia Pecah Jadi Ribuan Keping, Bencana bagi Manusia?

Gelombang raksasa—salah satunya setinggi 650 kaki (200 meter), hampir setengah tinggi Empire State—masuk ke Dickson Fjord dan bergerak bolak-balik selama 9 hari di September 2023. Getarannya memicu gelombang seismik yang merambat lewat kerak Bumi.

Awalnya, sinyal ini misterius. Tapi citra satelit dan pengamatan darat menunjukkan penyebabnya: longsor di fjord, seperti dilaporin Livescience.

Baca Juga:
7 Bukti Alien di Bumi: Penemuan Mengejutkan yang Mengguncang Dunia Sains

Longsor ini melepaskan seiches (gelombang diam) akibat pencairan gletser di belakang fjord karena perubahan iklim. Tapi sebelumnya, tidak ada bukti langsung.

Kini, satelit baru pemantau permukaan laut mengonfirmasi teori itu. Temuan dipublikasi di Nature Communications tanggal 3 Juni 2025.

Baca Juga:
Duit NASA Dipangkas, Eropa Menangis, Gimana Nasib ke Mars?

"Perubahan iklim menciptakan fenomena ekstrem baru, terutama di daerah terpencil seperti Arktik. Teknologi satelit mutakhir membantu kita mempelajarinya," kata Thomas Monahan, penulis utama dari Universitas Oxford.

Biasanya, tsunami dipelajari pakai altimetri satelit, yaitu mengukur tinggi gelombang dengan radar. Tapi metode ini kurang akurat di area sempit seperti fjord.

Untuk memastikan seiches, ilmuwan pakai data satelit SWOT (proyek gabungan NASA dan CNES Prancis). Diluncurkan Desember 2022, SWOT memetakan 90% permukaan air laut dengan alat bernama KaRIn.

Alat ini punya 2 antena yang mengukur ketinggian air hingga akurasi 2,5 meter. Data SWOT membuktikan ada 2 gelombang berlawanan di fjord saat tsunami terjadi.

MEMBACA  Taiwan Mengeluarkan Peringatan Mengenai Satelit China. Kekacauan Terjadi.

Dengan kombinasi data seismik, cuaca, dan pasang surut, peneliti berhasil merekonstruksi gelombang dan memecahkan misteri sinyal seismik itu.

"Data satelit generasi baru bisa ungkap fenomena laut ekstrem seperti tsunami atau gelombang aneh," kata Thomas Adcock, profesor di Oxford.

Tapi, ilmuwan masih perlu machine learning dan pemahaman fisika laut untuk analisis lebih lanjut.

Halaman Selanjutnya