Switzerland Usulkan Kewajiban Modal Tambahan $26 Miliar untuk UBS

Buka Editor’s Digest Gratis

Roula Khalaf, Editor FT, memilih cerita favoritnya di newsletter mingguan ini.

Pemerintah Swiss usul naikin kebutuhan modal UBS sampai $26 miliar buat kurangi risiko bangkrut kayak Credit Suisse lagi. UBS bilang ini langkah "ekstrim" dan "berlebihan".

Departemen Keuangan Federal (FDF) Swiss Jumat kemarin bilang mau paksa UBS buat modal penuh di anak perusahaann luar negeri. Ini bagian dari reformasi sektor finansial Swiss, meski manajemen UBS udah lobi buat bikin aturan lebih ringan.

"Krisis Credit Suisse tunjukkin kalau modal bank induk di Swiss kurang," kata FDF.

"Paket ini bertujuan kurangi kemungkinan bank penting lain di Swiss kena krisis parah, sehingga negara gak perlu turun tangan."

Sekarang, UBS — yang ambil alih pesaingnya Credit Suisse tahun 2023 — cuma perlu modal 60% di anak perusahaan internasional. FDF bilang UBS harus naikin modal CET1 sekitar $26 miliar buat penuhi syarat baru 100%.

Tapi, UBS boleh turunin AT1 bonds $8 miliar, jadi modal bersihnya naik $18 miliar. FDF bilang ini estimasi berdasarkan data 2024, belum termasuk perubahan neraca UBS.

Usul "terlalu besar buat gagal" ini masih perlu persetujuan parlemen. Dulu, tahun 2017, regulator kasih keringanan ke Credit Suisse yang bikin nilai anak perusahaannya lebih tinggi. Laporan parlemen tahun lalu bilang langkah ini "gak masuk akal".

Reformasi ini bakal dibahas musim gugur sebelum diajukan ke parlemen. FDF bilang aturan baru bakal berlaku awal 2028 "paling cepat", dengan masa transisi 6-8 tahun buat UBS.

Singkatnya:

  • Modal anak perusahaan luar negeri harus 100% dari CET1
  • Butuh tambahan modal $26 miliar
  • UBS boleh kurangi AT1 bonds $8 miliar
  • Implementasi 6-8 tahun mulai 2028

    AT1 bonds — yang bisa jadi saham kalo bank kesusahan — kontroversial karena dihapus duluan dibanding saham pas Credit Suisse diselametin.

    UBS udah ribut sama pemerintah Swiss sejak usulan ini muncul April lalu. Sekarang mereka bisa lobi lagi buat bikin aturan lebih ringan.

    "Lobi beneran baru mulai, dan negosiasi bisa bertahun-tahun," kata anggota parlemen. "Parlemen pernah terpengaruh lobi sebelumnya."

    Ketidakpastian ini bikin harga saham UBS turun. Manajemen UBS bilang syarat modal tambahan bakal ganggu kemampuan bersaing di luar negeri.

    "[UBS] masih bisa tumbuh di luar," kata FDF. "Tapi ke depan, nilai anak perusahaan atau akuisisi baru harus ditutup modal penuh, gak boleh pakai utang."

    Saham UBS naik 6% setelah usulan ini keluar Jumat lalu.

    FDF juga usul perketat aturan modal, termasuk aset yang gak bisa dicairin waktu krisis (kayak biaya software dan pajak ditunda). Perubahan ini bakal berlaku awal 2027.

    Ada juga usul buat beri regulator lebih banyak kuasa, termasuk denda buat bank dan klaim bonus kalo ada pelanggaran.

    Partai-partai di Swiss masih beda pendapat. Partai Rakyat Swiss khawatir dampak regulasi baru, sementara Partai Liberal risau soal daya saing. Partai kiri dukung syarat modal lebih ketat.

    Karena sistem demokrasi Swiss, paket ini bisa masuk referendum kalo dapat 50.000 tanda tangan. Ini bisa tunda hukum sampai 2029 — atau dibatalkan sama sekali.

    UBS belum beri komentar soal usulan ini. "Tolong tulis ulang teks ini dan terjemahkan ke bahasa Indonesia tingkat B1 dengan beberapa kesalahan atau salah ketik yang umum, tapi maksimal hanya 2 kali total. Jangan kembalikan versi Inggrisnya. Jangan mengulang teks yang dikirim. Hanya berikan teks bahasa Indonesia dari pembicara B1. Juga, buat teks terlihat bagus secara visual dan jangan menambahkan teks lain dari kamu, bahkan salah ketik. Teksnya:"

    Aku bikin ulang nih teks terus aku terjemahin ke bahasa Indonesia level B1 pake beberapa salah tulis atau typo yg biasa, tapi cuma bole 2 kali aja totalnya. Kalo versi Inggrisnya jangan di kasih balik. Jangan ulang teks yg dikirim. Cuma kasih teks bahasa Indonesia dari orang B1. Trus, bikin teksnya keliatan bagus di mata dan jangan nambahin teks laen dari lu, termasuk typo sekalipun. Teksnya:

MEMBACA  5 Hal yang Dibutuhkan Nintendo Switch 2 untuk Sukses