Washington belum memberikan kejelasan soal ‘bagaimana dan mekanisme apa’ sanksi akan dicabut, kata Tehran.
Iran meminta Amerika Serikat menjelaskan secara rinci cara pencabutan sanksi jika kedua pihak ingin mencapai kesepakatan baru terkait program nuklir Tehran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmail Baghaei menyampaikan pernyataan ini pada Senin, beberapa hari setelah AS mengajukan proposal yang mereka sebut “dapat diterima”. Laporan belum terverifikasi menyebut Iran menilai tawaran itu sebagai “tidak layak” dan bersiap menolaknya.
Kedua pihak telah menjalani tujuh minggu negosiasi soal program nuklir, dengan AS meminta jaminan program tersebut damai, sementara Iran berharap terbebas dari sanksi yang menghancurkan ekonominya belakangan ini.
Namun, Tehran kini menuntut Washington merinci penawarannya, mencerminkan skeptisisme Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei awal tahun ini.
Dalam pernyataan yang dikutip kantor berita resmi IRNA, Baghaei menekankan perlunya jaminan atas “pencabutan sanksi secara nyata”, termasuk detail “cara dan mekanisme” pencabutannya.
“Pihak Amerika belum memberikan kejelasan yang diperlukan dalam hal ini,” ujarnya.
Baghaei juga menegaskan kembali niat Iran untuk melanjutkan pengayaan uranium demi tujuan “damai”.
Utusan AS Steve Witkoff menyatakan Presiden Donald Trump menentang pengayaan uranium oleh Tehran, menyebutnya “batasan mutlak”.
Laporan bocoran PBB menunjukkan Iran meningkatkan produksi uranium yang diperkaya hingga 60%—di bawah kadar ~90% untuk senjata atom, tapi jauh di atas kadar ~4% untuk pembangkit listrik.
Baghaei menyanggah laporan tersebut sebagai bias, menuduh negara Barat tertentu mendesak PBB bertindak merugikan Iran.
Sumber resmi yang dikutip The New York Times menyebut proposal AS terbaru meminta Iran menghentikan seluruh pengayaan.
Meski Tehran mengonfirmasi penerimaan proposal—yang disebut Gedung Putih “menguntungkan Iran”—mereka masih meninjau dokumen tersebut.
“Menerima teks sama sekali bukan berarti menerima isinya, atau bahkan menganggapnya dapat diterima,” kata Baghaei.
Reuters mengutip diplomat Iran anonim yang menyatakan Tehran sedang “menyusun tanggapan negatif terhadap proposal AS, yang bisa diartikan sebagai penolakan”.
Menurut sumber itu, proposal tersebut “tidak layak” karena tidak melunakkan sikap AS soal pengayaan atau memberikan “penjelasan jelas” tentang pencabutan sanksi.
Sejak 12 April, Iran telah menggelar lima putaran pembicaraan dengan AS guna mencari kesepakatan baru pengganti perjanjian dengan kekuatan besar yang ditinggalkan Trump pada 2018.