Perdagangan AI dapat dorongan baru pada Kamis setelah raksasa semikonduktor Nvidia Corp. (NVDA) melaporkan hasil kuartal pertama yang kuat, melebihi ekspektasi Wall Street untuk pendapatan dan laba, meski kehilangan milyaran penjualan di China karena larangan ekspor AS.
Pendapatan kuartal pertama lebih tinggi dari perkiraaan, tapi panduan kuartal kedua membuat investor sedikit ragu. Perusahaan memperkirakan penjualan $45 miliar, plus minus 2%, sedikit di bawah perkiraan konsensus $45,4 miliar. Sekilas, ini terlihat seperti kekurangan besar untuk perusahaan yang biasa melebihi ekspektasi.
Tapi Nvidia menjelaskan bahwa panduan itu termasuk kerugian $8 miliar akibat kontrol ekspor chip ke China. Tanpa itu, panduan bisa mendekati $53 miliar, jauh di atas perkiraan.
Hal ini mungkin memicu kenaikan saham Nvidia pada Kamis, yang melonjak 6,4% ke $143,49, mendekati rekor tertinggi $149,43 di Januari.
Pemulihan ini berbeda jauh dari April, saat saham sempat turun di bawah $87 karena ketegangan perdagangan. Sejak itu, Nvidia membantu pemulihan pasar, karena antusiasme terhadap kecerdasan buatan masih mendominasi sentimen investor.
Meski larangan China jadi tantangan, pasar percaya Nvidia bisa tumbuh di tempat lain. Permintaan chip AI-nya—untuk superkomputer seperti ChatGPT—masih tinggi. Raksasa cloud seperti Microsoft Corp. (MSFT), Amazon.com Inc. (AMZN), dan Oracle Corp. (ORCL) tetap ingin chip Nvidia untuk operasi internal dan infrastruktur AI.
Nvidia juga memperluas jangkauan global, buat kesepakatan AI dengan negara seperti Arab Saudi dan UAE, di mana pemerintah investasi besar di infrastruktur AI lokal.
Bagi investor ETF, Nvidia masih jadi andalan banyak strategi bertema AI. ETF AI terbesar, Global X Artificial Intelligence & Technology ETF (AIQ), memegang 2,8% saham Nvidia—porsi kecil mengingat peran besarnya di ekosistem AI.
Tapi dana seperti Global X Robotics & Artificial Intelligence ETF (BOTZ) memberi eksposur lebih besar. Nvidia memiliki porsi 9,7% di sini.
iShares AI and Innovation Tech Active ETF (BAI) juga memegang 9% saham Nvidia.