Juara Tinju Olimpiade Imane Khelif Diwajibkan Tes Gender untuk Lanjut Bertanding | Berita Olimpiade

World Boxing menyatakan juara emas Aljazair harus menjalani skrining genetik untuk bisa berlaga di even mendatang, termasuk Olimpiade.

Juara tinju Olimpiade asal Aljazair, Imane Khelif, wajib menjalani tes kelamin genetik agar dapat berpartisipasi dalam even mendatang, kata badan pengatur olahraga tersebut, seiring diberlakukannya tes kelamin wajib bagi semua petinju di kompetisinya.

World Boxing mengumumkan kebijakan baru ini pada Jumat dan secara spesifik menyebut nama Khelif, yang memenangkan emas kelas welter putri di Olimpiade Paris tahun lalu dan memicu kontroversi kelayakan gender.

“Imane Khelif tidak boleh berpartisipasi di kategori putri di… semua even World Boxing hingga ia menjalani skrining kelamin genetik sesuai aturan dan prosedur tes World Boxing,” bunyi pernyataan resmi mereka.

“World Boxing telah mengirim surat ke Federasi Tinju Aljazair untuk menginformasikan bahwa Imane Khelif tidak diizinkan bertanding di kategori putri di Eindhoven Box Cup atau even World Boxing manapun sebelum ia menjalani tes kelamin,” tambahnya.

World Boxing bertanggung jawab mengorganisir pertandingan di Olimpiade Los Angeles 2028 setelah diakui sementara oleh Komite Olimpiade Internasional.

Berdasarkan kebijakan baru, semua atlet di atas 18 tahun yang ingin berpartisipasi di kompetisi milik atau di bawah naungan World Boxing harus menjalani tes PCR (polymerase chain reaction) untuk menentukan jenis kelamin saat lahir dan kelayakan mereka bertanding.

Tes PCR adalah teknik laboratorium untuk mendeteksi material genetik spesifik, dalam hal ini gen SRY, yang mengungkap keberadaan kromosom Y sebagai indikator jenis kelamin biologis.

Tes ini bisa dilakukan melalui usap hidung atau mulut, atau dengan mengambil sampel air liur maupun darah.

Federasi nasional bertugas melakukan tes dan wajib mengonfirmasi jenis kelamin atlet saat mendaftarkan mereka ke kompetisi World Boxing dengan menyertakan sertifikat kelamin kromosom berdasarkan hasil tes PCR.

MEMBACA  Dallas Mavericks Ditinggal Menjawab Pertanyaan Besar tentang Trade Luka Doncic: Mengapa? | Berita Basket

Reuters melaporkan bahwa Khelif tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar, sementara Federasi Tinju Aljazair belum merespons pertanyaan terkait perkembangan ini.

Khelif mengatakan pada Maret: “Bagi saya, saya melihat diri saya sebagai perempuan, seperti perempuan lainnya. Saya lahir sebagai perempuan, dibesarkan sebagai perempuan, dan hidup sepenuhnya sebagai perempuan.”

“Saya telah bertanding di banyak turnamen, termasuk Olimpiade Tokyo dan kompetisi besar lain, serta empat Kejuaraan Dunia,” ujarnya saat itu.

“Semua itu terjadi sebelum saya mulai menang dan meraih gelar. Tapi begitu saya sukses, kampanye negatif bermunculan.”

Petinju berusia 26 tahun ini menargetkan medali emas kedua di Olimpiade Los Angeles 2028 setelah kemenangannya di Paris.

Kesuksesan Olimpiadenya, bersama petinju Taiwan Lin Yu-ting, memicu debat sengit soal kelayakan gender di Paris, dengan tokoh-tokoh seperti Presiden AS Donald Trump dan Elon Musk ikut bersuara.

Pada Februari, Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang atlet transgender berkompetisi di olahraga putri.

Khelif menyatakan tidak akan gentar karena dirinya bukan transgender.