Sana’a Daqqa, Janda Walid Daqqa, Ditangkap karena Hasutan terhadap Israel dan Pasukan IDF

Siapa Walid Daqqa?

Bersama empat teroris lainnya, Walid Daqqa membunuh prajurit IDF Moshe Tamam dan kemudian menjadi sorotan karena berhasil memiliki anak dengan cara menyelundupkan sperma dari penjara.

Istri Walid Daqqa, Sana’a Daqqa, ditangkap dalam operasi polisi di dekat Gerbang Nablus, Yerusalem, pada Kamis malam, seperti dikonfirmasi oleh juru bicara Polisi Israel.

Ia ditangkap atas dugaan hasutan, setelah diduga memposting materi provokatif terhadap negara dan tentara IDF.

"Polisi Israel akan menindak siapa pun, di mana pun, yang menyerukan hasutan terhadap Negara Israel dan tentara IDF, serta membawa mereka ke pengadilan sepenuhnya," tegas juru bicara tersebut.

Komisaris Polisi Danny Levi memerintahkan penangkapan atas permintaan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, menurut pihak kepolisian.

Dilaporkan oleh Walla, Daqqa memuji sejumlah teroris di media sosial, termasuk suaminya dan pemimpin Hamas yang tewas, Yahya Sinwar.

Profil Walid Daqqa

Terroris Israel-Arab dari PFLP, Walid Daqqa, terlibat dalam penculikan dan pembunuhan seorang tentara Israel pada 1984. Namanya kembali terkenal pada 2020 setelah diduga menyelundupkan sperma dari Penjara Gilboa untuk memiliki anak.

Upayanya berhasil, dan istrinya melahirkan Milad, menurut TV Otoritas Palestina. Amnesty International menyatakan ia hanya sempat bertemu anaknya sekali sebelum meninggal.

Hukumannya diperpanjang karena ikut serta dalam penyelundupan ponsel ke Penjara Ktzi’ot, berdasarkan laporan media Israel.

Walid Daqqa meninggal karena kanker pada 2024 setelah menjalani hukuman 37 tahun, setelah Israel menolak permohonan pembebasan dininya.

Bersama empat teroris lain, ia membunuh prajurit IDF Moshe Tamam. Pengadilan menyatakan ia memerintahkan penculikan Tamam untuk tebusan, tetapi memerintahkan pembunuhannya jika ada komplikasi, menurut laporan sebelumnya The Jerusalem Post.

(Kesalahan ketik: "terroris" seharusnya "teroris", "dininya" seharusnya "dininya")

MEMBACA  PBB Dorong Sistem Peringatan Bencana Global Saat Cuaca Ekstem 'Meluas'