Pasar berhenti sejenak saat investor hentikan perdagangan ‘TACO’ setelah rebound satu hari. (Note: "TACO" is kept as is since it appears to be an acronym or term without a direct Indonesian equivalent. The translation adheres to the rules provided—no echoing, concise, and in Indonesian.)

Investor Senang Tarif Trump Dibatalin, Tapi Pasar Masih Naik Turun

Para investor merayakan kabar bahwa Presiden Donald Trump membatalkan ancaman tarif 50% buat barang-barang dari Uni Eropa dengan mendorong saham AS naik tajam.

S&P 500 naik 2,1%, mendekati rekor tertingginya. Dow naik 1,8%, dan Nasdaq naik 2,4%. Saham juga dapat dorongan dari angka kepercayaan konsumen Mei yang melonjak setelah lima bulan turun.

Tapi, kegembiraan investor atas mundurnya Trump dari ancaman tarif—yang dijuluki ‘TACO’ (Trump Always Chickens Out) oleh kolumnis Financial Times—hanya bertahan sehari.

Pasaran Rabu mulai goyah lagi.

Di Asia, indeks rata atau turun: Shanghai & Nikkei Jepang datar, Hang Seng Hong Kong turun 0,5%, Nifty 50 India turun 0,3%. Di Eropa, Stoxx Europe 600 turun 0,2%, dan pasar AS pra-pembukaan sedikit lebih baik.

Futures S&P, Dow, dan Nasdaq rata atau naik 0,2% sebelum pasar buka.

Seperti disebut kemarin, siklus depresi-sukacita investor setiap kali Trump umumkan lalu batalkan tarif mungkin mulai berkurang. “Investor sudah hafal,” tulis Stephen Innes dari SPI Asset Management dalam catatan yang dilihat AP.

Pertanyaan besar: apakah gejolak ini merusak jangka panjang? Paul Donovan, ekonom utama UBS, sepertinya setuju. Dalam catatan Rabu, ia bilang fokus berlebihan pada ucapan satu orang tidak biasa, dan kerusakan kebijakan sebelumnya tak bisa dihapus.

Ringkasan pasar sebelum bel pembukaan New York:

  • S&P 500 naik 2,1% Selasa (+0,7% YTD).
  • Futures S&P pagi ini naik 0,1%.
  • Stoxx Europe 600 turun 0,2%.
  • Asia rata/turun: Jepang & Shanghai datar, Hong Kong turun 0,5%, India turun 0,3%.
  • Semua mata tertuju ke Nvidia yang lapor laba hari ini. Sahamnya naik 3% kemarin.
  • Bitcoin pagi ini di $108.900.

    Cerita ini pertama muncul di Fortune.com.

MEMBACA  Novo Nordisk menggantikan bos saat pembuat Ozempic berjuang melawan penurunan laba