Selasa, 27 Mei 2025 – 04:00 WIB
Dubai, VIVA – Babak baru dalam sejarah penerbangan global sedang dipersiapkan. Bandara Internasional Dubai (DXB), yang selama ini jadi bandara tersibuk di dunia, akan berhenti beroperasi secara bertahap paling lambat tahun 2035.
Langkah besar ini adalah bagian dari strategi ambisius pemerintah Uni Emirat Arab dalam membangun pusat penerbangan masa depan: Al Maktoum International Airport (DWC), yang disebut-sebut akan jadi bandara terbesar di dunia dengan kapasitas 260 juta penumpang per tahun.
Dari Simbol Kejayaan ke Fase Transisi
Didirikan tahun 1960, Bandara DXB telah menjadi tulang punggung jaringan penerbangan global, terutama untuk rute jarak jauh yang dioperasikan oleh maskapai Emirates (EK). Dengan pencapaian luar biasa seperti melayani lebih dari 92,3 juta penumpang di tahun 2024, DXB sudah lama jadi lambang efisiensi dan modernitas di Timur Tengah.
Tapi, tantangan fisik mulai muncul. Letaknya di tengah kawasan padat, dikelilingi permukiman dan jalan raya, membuat bandara ini tak punya ruang lagi untuk ekspansi besar.
Paul Griffiths, CEO Dubai Airports, mengatakan dalam konferensi Arabian Travel Market bahwa mengoperasikan dua bandara besar dalam jarak dekat bukan strategi yang bisa dipertahankan. "Sekitar 2035, setiap fasilitas di DXB akan mendekati akhir masa pakainya," katanya.
Menyambut Masa Depan di Dubai World Central
Bandara Al Maktoum (DWC), yang sudah beroperasi terbatas sejak 2010 di wilayah Dubai World Central, akan menjadi pusat seluruh aktivitas penerbangan di masa depan. Letaknya sekitar 61 km dari DXB dan 35 km dari pusat kota Dubai.
Dalam satu dekade ke depan, DWC bakal berubah drastis berkat proyek ekspansi senilai Rp565 triliun. Terminal barunya direncanakan dibuka tahun 2032, dan ekspansi penuh akan terus berlanjut hingga pertengahan abad ini.
Desain Futuristik & Teknologi Masa Depan
Al Maktoum akan mengubah cara kita melihat pengalaman di bandara. Dibangun di lahan seluas 70 km², DWC akan punya delapan terminal kecil berbentuk seperti tangan terbuka—simbol keramahtamahan.
Penumpang cuma butuh 15–20 menit untuk pindah antar-terminal, berkat kereta bawah tanah canggih. Teknologi seperti check-in tanpa kontak, bagasi otomatis, dan imigrasi biometrik akan jadi standar. Bandara ini juga akan punya 5 landasan pacu paralel dan 400 gerbang pesawat.
Dampak bagi Wisatawan & Maskapai
Meski DXB masih jadi bandara utama dalam 10 tahun ke depan, perpindahan ke DWC bakal berdampak besar bagi maskapai global. Maskapai seperti Emirates, British Airways, dan lainnya harus menyesuaikan infrastruktur mereka.
Bagi wisatawan, terutama dari Inggris yang sering ke Dubai, perpindahan ke DWC—yang letaknya 45 km dari pusat kota—mungkin butuh adaptasi. Namun, pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi umum diharapkan bisa mempermudah akses.
Lebih dari Sekadar Bandara
Proyek DWC juga bakal jadi pendorong ekonomi kawasan sekitarnya. Diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja dan permukiman bagi satu juta orang, proyek ini bisa mengubah wajah ekonomi lokal—dari pariwisata hingga logistik.
DWC bukan cuma bandara, tapi pusat gravitasi baru bagi ekonomi dan mobilitas global, sekaligus bukti ambisi Dubai untuk tetap jadi pemain utama di dunia penerbangan.
Akhir Era, Awal Kejayaan Baru
Dengan target tahun 2035 untuk pindah ke DWC, Bandara Internasional Dubai bersiap menutup babak gemilang selama lebih dari 60 tahun. Tapi ini bukan akhir yang sedih, melainkan transformasi menuju masa depan.
Jika DXB adalah simbol kejayaan masa lalu, maka DWC adalah janji masa depan: lebih besar, lebih cerdas, dan lebih terhubung.
Halaman Selanjutnya
Menyongsong Masa Depan di Dubai World Central