Seorang dokter di rumah sakit Gaza telah kehilangan sembilan anak dalam serangan Israel, kata kementerian kesehatan wilayah itu pada hari Sabtu, ketika puluhan warga Palestina dilaporkan tewas. Menurut otoritas yang dikelola Hamas, suami dokter dan satu anak yang selamat juga mengalami luka serius dalam serangan di kota selatan Khan Younis. Dokter tersebut dilaporkan sedang bekerja di Rumah Sakit Nasser saat serangan udara terjadi. Penyiar BBC mengatakan rumah sakit juga telah mengonfirmasi kejadian tersebut. Seorang dokter Inggris yang bekerja di rumah sakit mengatakan dia melakukan operasi pada anak yang selamat, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun, dan menyatakan keterkejutannya atas kejadian tersebut dalam video di Instagram. Dia mengatakan suami dokter juga seorang dokter di rumah sakit dan menambahkan bahwa belum jelas apakah dia akan bertahan. Juru bicara militer Israel mengatakan laporan tersebut akan diselidiki. Dia mengatakan serangan drone dilakukan terhadap beberapa tersangka di dekat pasukan darat Israel di Khan Younis. Menurut otoritas kesehatan di Gaza, 79 warga Palestina tewas dalam serangan Israel hanya pada hari Sabtu, di tengah serangan militer Israel yang diperbarui. Puluhan kematian dilaporkan setiap hari sejak serangan militer baru di Gaza dimulai seminggu yang lalu, termasuk dengan pasukan darat. Tindakan Israel di wilayah yang tersegel ini menarik kritik internasional yang semakin meningkat – bahkan oleh sekutu dekat. Perang di Gaza telah menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Penjajah Israel menyerang desa-desa Tepi Barat Juga pada hari Sabtu, Masyarakat Bulan Sabit Palestina (PRCS) melaporkan bahwa penjajah Israel menyerang dua desa Bedouin di Tepi Barat. Organisasi bantuan tersebut mengatakan satu serangan menargetkan pemukiman di timur Ramallah yang sudah ditinggalkan beberapa dari 25 keluarga yang tinggal di sana karena serangan sebelumnya. Lima dari warga yang tersisa terluka dalam serangan tersebut, kata PRCS. Selain itu, tujuh orang terluka dalam insiden kedua di sebuah desa di timur Bethlehem. Kantor berita Palestina WAFA melaporkan bahwa para penjajah mencoba menyulut api di rumah-rumah. Mereka juga membunuh beberapa kambing dan domba warga, yang merupakan pusat mata pencaharian mereka. Militer Israel awalnya tidak memberikan komentar atas laporan tersebut. Situasi di Tepi Barat yang diduduki telah memburuk sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok militan Palestina Hamas dan perang di Gaza yang menyusul. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 920 warga Palestina sejak itu telah tewas di Tepi Barat dalam operasi militer Israel, bentrokan bersenjata, dan serangan oleh ekstremis. Juga terjadi peningkatan kekerasan oleh penjajah Israel radikal terhadap warga sipil Palestina. ‘Teriakan sandera’ menyebabkan kepanikan di Israel Sementara itu, banyak orang di Israel telah menerima panggilan dalam sehari terakhir di mana rekaman suara yang diyakini sebagai teriakan sandera yang ditahan di Gaza terdengar, menurut laporan media. Selain teriakan, ledakan dan suara sirene meratap juga terdengar, melaporkan situs berita Ynet. Panggilan itu dibuat dari nomor yang tidak dikenal. Forum Sandera dan Keluarga yang Hilang di Israel mengatakan mereka mengetahui panggilan tersebut dan bahwa rekaman yang diputar diambil dari video sandera Hamas yang baru-baru ini didistribusikan oleh kelompok Palestina itu. Forum menekankan dalam pernyataan bahwa panggilan tersebut bukan atas nama mereka. Surat kabar Haaretz Israel mengatakan beberapa panggilan juga termasuk suara yang meminta kesepakatan sandera yang cepat. Menurut sumber-sumber Israel, 20 sandera masih ditahan hidup di Jalur Gaza. Belum jelas apakah tiga sandera lainnya masih hidup. Selain itu, sisa-sisa 35 sandera yang meninggal masih ada di sana. Negosiasi dengan Hamas tentang pembebasan sandera telah mandeg. Menurut laporan saluran televisi N12, Direktorat Siber Israel telah meluncurkan penyelidikan terhadap panggilan tersebut. “Direktorat Siber menekankan bahwa ini adalah upaya untuk menimbulkan kepanikan di antara penduduk,” N12 mengutip pernyataan otoritas tersebut.