Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta mengatakan bahwa jumlah titik genangan banjir di Jakarta dapat bertambah jika hujan terus menerus dalam waktu yang lama. Kepala Pelaksana BPBD DKI, Isnawa Adji, menjelaskan bahwa banjir yang terjadi di sejumlah ruas jalan dan Rukun Tetangga di Jakarta pada 29 Februari 2024 disebabkan oleh curah hujan yang terus mengguyur ibu kota sejak dini hari hingga sore hari.
Isnawa Adji menyampaikan hal ini kepada awak media selama kunjungan Pj (Penjabat) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Stasiun Pompa Ancol, Jakarta Utara, pada Kamis (29/2/2024) sore. BPBD DKI telah mengeluarkan imbauan bagi wilayah yang terkena banjir tinggi dan masih menunggu perkembangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait intensitas hujan ekstrem di Jakarta.
Isnawa menjelaskan bahwa jumlah titik banjir bisa berubah-ubah tergantung pada kondisi hujan, dan wilayah yang terdampak banjir paling parah berada di Rawa Terate Cakung, Jakarta Timur. Ada 25 kelurahan di Jakarta yang dikategorikan rawan banjir dan genangan, kebanyakan berada di bantaran sungai atau daerah dengan kontur rendah.
BPBD DKI terus memantau luapan Sungai Ciliwung dan sungai lainnya, dengan fokus utama saat ini di Rawa Terate. Meskipun sudah disiapkan titik pengungsian, warga di daerah tersebut belum mau meninggalkan rumah mereka. Pihak terkait seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Dinas Sosial (Dinsos), dan BPBD telah standby untuk memberikan bantuan jika diperlukan.