Pemerintahan Presiden AS Donald Trump secara ilegal telah mengusir dua pria Asia ke Sudan Selatan, kata pengacara imigrasi kepada pengadilan. Dalam pengajuan kepada seorang hakim federal di Boston, para pengacara mengatakan sebuah penerbangan yang membawa sekitar sebelas orang, termasuk warga negara Myanmar dan Vietnam, mendarat di Sudan Selatan pada hari Selasa. Perintah pengadilan sebelumnya melarang pemerintah AS untuk mengusir imigran ke negara ketiga tanpa diberikan “kesempatan yang berarti” untuk menantang pengusiran tersebut. BBC telah menghubungi Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk berkomentar. Sudan Selatan adalah salah satu negara termiskin di dunia, dan telah dilanda konflik dan ketidakstabilan politik dalam beberapa tahun terakhir. Pengacara dari Aliansi Litigasi Imigrasi Nasional meminta hakim federal pada hari Selasa untuk perintah darurat untuk mencegah deportasi. Hakim Brian Murphy mengeluarkan putusan pada 18 April yang mensyaratkan bahwa imigran ilegal memiliki kesempatan untuk menantang pengusiran ke negara lain selain tanah air mereka. Setelah laporan muncul bahwa beberapa imigran akan dikirim ke Libya, Hakim Murphy, yang diangkat oleh Biden, mengatakan setiap langkah seperti itu akan melanggar putusannya. Nonton: Menteri Keamanan Dalam Negeri ditanyakan apa arti “habeas corpus” selama dengar pendapat Senat. Pengacara pria Burma mengatakan dalam pengajuan pengadilan hari Selasa bahwa kliennya berbicara bahasa Inggris terbatas dan menolak untuk menandatangani pemberitahuan pengusiran yang disampaikan padanya oleh pejabat di pusat penahanan imigrasi di Texas. Pagi hari Selasa seorang pengacara mengirim email ke pusat setelah melihat kliennya tidak lagi muncul di penjaga tahanan Imigrasi dan Bea Cukai AS, kata pengajuan pengadilan. Dia diberitahu bahwa dia telah diusir dari AS. Ketika dia bertanya ke negara mana kliennya telah diusir, balasan email tersebut mengatakan: “Sudan Selatan.” Para pengacara mengatakan klien lain, seorang pria Vietnam, “sepertinya telah menderita nasib yang sama” dan “atau sedang berada di penerbangan yang sama” dengan pria dari Myanmar. Pasangan pria Vietnam tersebut mengirim email ke pengacaranya dan mengatakan bahwa kelompok sekitar 10 orang lain yang diyakini telah diusir termasuk warga negara Laos, Thailand, Pakistan, dan Meksiko, laporan agensi berita Reuters. “Tolong bantu!” kata pasangan tersebut dalam sebuah email. “Mereka tidak boleh melakukan ini.” Peringatan perjalanan pemerintah AS menyatakan “jangan bepergian ke Sudan Selatan karena kejahatan, penculikan, dan konflik bersenjata.” Negara termuda di Afrika itu mengalami perang saudara berdarah segera setelah kemerdekaannya pada tahun 2011.