Pendidikan untuk kader Posyandu diperlukan untuk meningkatkan layanan: Kementerian

Jakarta (ANTARA) – Seorang pejabat Kementerian Kesehatan menekankan perlunya memperkuat penyiaran edukasi bagi kader kesehatan mengenai layanan dan keterampilan komunikasi dengan masyarakat untuk menarik lebih banyak orangtua mengunjungi posyandu untuk imunisasi.

“Kader kesehatan di Posyandu cenderung kurang memiliki keterampilan komunikasi di mana seharusnya dimulai dengan pendekatan, memberikan pujian, dan tanpa penilaian. Kami membutuhkan materi pelatihan untuk keterampilan komunikasi,” ungkap Direktur Gizi Ibu dan Anak Kementerian, M. Fauzi, dalam sebuah diskusi pada hari Rabu.

Fauzi mencatat bahwa petugas kesehatan di Posyandu sering memiliki keterampilan komunikasi yang buruk yang mengesampingkan ibu dan anak yang didiagnosis dengan penyakit tertentu.

Fenomena ini dapat menyebabkan penolakan ibu untuk membawa anak-anak mereka ke Posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, tegasnya.

Lebih lanjut, fenomena tersebut dapat menyebabkan kasus stunting yang tidak teridentifikasi, menjadikannya fenomena gunung es, karena data di lapangan berbeda dengan fakta sebenarnya, katanya.

“Pada kenyataannya, orang yang memiliki masalah kesehatan jarang datang ke Posyandu. Hal ini bisa menyebabkan fenomena gunung es. Kasus stunting yang tercatat berbeda dengan data sebenarnya,” ujar Fauzi.

Oleh karena itu, ia menyadari bahwa kerjasama dari beberapa sektor, termasuk sektor swasta, diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri, dan adil. Ia juga memuji pihak-pihak yang melaksanakan program-program yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai perilaku hidup sehat, terutama dalam kesehatan ibu dan anak.

Program-program seperti imunisasi tepat waktu dan lengkap, mencuci tangan dengan sabun, dan nutrisi yang baik diharapkan dapat meningkatkan perilaku positif yang dapat bersinergi dengan program pemerintah, katanya.

Selain itu, pemantauan setelah program diperlukan untuk memastikan keberlangsungan program, katanya.

Pada kesempatan tersebut, Fauzi memuji Unilever, aliansi vaksin Gavi, dan The Power of Nutrition atas penciptaan proyek percontohan untuk memenuhi cakupan imunisasi, memenuhi kebutuhan gizi, dan gerakan mencuci tangan dengan sabun sebagai tiga fokus untuk mengurangi stunting di Indonesia.

MEMBACA  Landasan dibangun untuk 'Silicon Heartland' di Indiana dengan kampus penelitian dan pengembangan semikonduktor senilai $3.9 miliar, kata CEO Korea SelatanTranslated title in Indonesian:Landasan Dibangun untuk 'Silicon Heartland' di Indiana dengan Kampus Penelitian dan Pengembangan Semikonduktor Senilai $3.9 Miliar, CEO Korea Selatan Mengatakan

“Kami bekerja sama dengan sektor swasta untuk mendukung gerakan ini. Ini termasuk dalam kolaborasi Keluarga SIGAP untuk meningkatkan sektor kesehatan kita, yang perlu dipersiapkan untuk Indonesia sehat pada 2045,” katanya.

Berita terkait: Kementerian mendistribusikan 300 ribu alat antropometri ke pos kesehatan

Berita terkait: Mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan mengintegrasikan Pelayanan Kesehatan Primer

Penerjemah: Fitra Ashari, Resinta Sulistiyandari
Editor: Arie Novarina
Hak cipta © ANTARA 2024