Indonesia mencari peningkatan perdagangan antara negara-negara berpendapatan menengah

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir menyerukan untuk memperkuat solidaritas dan perdagangan di antara negara-negara berpendapatan menengah dalam Konferensi Tingkat Tinggi Negara-Negara Berpendapatan Menengah di Manila, Filipina, pada hari Selasa.

“Saat situasi global penuh dengan fragmentasi, negara-negara berpendapatan menengah (MICs) tidak boleh terombang-ambing dan mengarah pada dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan,” katanya dalam pertemuan tersebut, seperti yang dilaporkan dalam pernyataan pada hari Rabu.

Dia menyoroti perubahan situasi global, ditandai dengan persaingan yang semakin intensif antara kekuatan besar, meningkatnya proteksionisme dan perang dagang, serta melemahnya sistem multilateral, serta upaya beberapa pihak untuk membongkarnya.

“Jika kita gagal menghentikan penurunan ini, lebih dari 100 negara berpendapatan menengah, yang mencakup 75 persen dari populasi global, akan terjebak dalam perangkap berpendapatan menengah,” jelas Nasir.

Ia kemudian meminta tiga langkah strategis bagi MICs. Pertama, mendirikan platform kolaborasi konkret melalui Kerja Sama Selatan-Selatan, menyelaraskan kebijakan pembangunan, dan memperluas akses ke pembiayaan global.

Kedua, mendorong reformasi sistem multilateral agar mencerminkan realitas dan aspirasi negara-negara berkembang.

Ketiga, meningkatkan perdagangan antar-negara berpendapatan menengah sebagai kekuatan kolektif, mengingat bahwa negara-negara ini saat ini menyumbang lebih dari 57 persen dari produk domestik bruto (PDB) global.

Wakil menteri juga menguraikan pencapaian pembangunan Indonesia untuk bertahan di tengah dinamika global.

Pencapaian ini diperoleh melalui komitmen Indonesia untuk melaksanakan kebijakan reformasi struktural yang mendalam, menjalankan manajemen fiskal, dan mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (SDGs) ke dalam kebijakan nasional.

Di sela-sela pertemuan, Nasir juga mengadakan pertemuan bilateral dan diskusi dengan beberapa delegasi, termasuk Filipina, Namibia, dan tim Kantor Koordinasi Pembangunan PBB (DCO) Asia-Pasifik.

MEMBACA  1.211 KK Terdampak Isolasi Akibat Banjir Lahar SemeruAkses Menuju Dua Desa Terputus Total

Pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama strategis bilateral dan perkembangan geopolitik saat ini.

Konferensi Tingkat Tinggi Negara-Negara Berpendapatan Menengah dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo. Acara ini dihadiri oleh 16 negara dan beberapa organisasi PBB, serta pemangku kepentingan pembangunan global.

Agenda pertemuan tersebut juga termasuk penyerahan ketua Kelompok Berpendapatan Menengah yang Sepaham dari Maroko ke Filipina.

Keterlibatan aktif Indonesia dalam konferensi tersebut menekankan peran strategisnya sebagai pemimpin negara berkembang dan penggerak utama perubahan dalam sistem global.