Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menguraikan visinya untuk kemungkinan penempatan pasukan Eropa di Ukraina, menekankan bahwa peran mereka akan mengamankan kota-kota dan pangkalan penting daripada terlibat dalam pertempuran garis depan melawan pasukan Rusia.
Di malam sebelum pertemuan dukungan Ukraina di Paris, Macron mengatakan kehadiran pasukan Eropa akan berfungsi sebagai pencegah, mencegah agresi Rusia yang diperbarui dan membantu Kiev mempertahankan kendali atas wilayahnya.
Namun, Macron, setelah berkonsultasi langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Paris, membuat orang terkejut ketika dia mengatakan bahwa jika Rusia meluncurkan serangan baru di Ukraina, pasukan Eropa ini akan siap untuk membantu “menanggapi.”
Dia tidak memberikan rincian tentang bagaimana respons militer Eropa terhadap serangan Rusia akan terlihat.
Selama tiga tahun terakhir invasi penuh Rusia, banyak pemerintah Eropa telah menyatakan keberatan untuk mengirim pasukan darat ke Ukraina, khawatir Kremlin akan melihatnya sebagai eskalasi besar.
Presiden Perancis mengumumkan bantuan militer baru untuk Ukraina senilai €2 miliar ($2.1 miliar), termasuk peluru kendali, tank, drone, dan amunisi.
Pada hari Kamis, perwakilan teratas dari 31 negara yang mendukung Kiev akan berkumpul di Paris untuk pembicaraan yang berfokus pada jaminan keamanan dalam acara gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia.
Prancis dan Inggris telah memimpin upaya untuk mengembangkan kerangka kerja untuk jaminan tersebut.
Zelensky memperingatkan pembicaraan gencatan senjata yang sulit
Zelensky mengucapkan terima kasih atas bantuan militer terbaru Prancis, menyebutnya sebagai “paket yang kuat.” Dia juga memberi tahu Macron tentang negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung, mencatat bahwa meskipun ada kesepakatan antara Moskow dan Kiev untuk menghindari serangan terhadap infrastruktur energi, detail teknis seperti pemantauan masih perlu diselesaikan.
Namun, dia memperingatkan bahwa mencapai kesepakatan gencatan senjata di Laut Hitam akan jauh lebih menantang, karena Rusia terus mendorong untuk pengakuan tambahan.
Zelensky menuduh Moskow memperpanjang negosiasi untuk memperpanjang perang dan meminta tekanan yang lebih besar, terutama ketika administrasi AS mempertimbangkan kemungkinan mengurangi sanksi terhadap Rusia.