Jumlah korban tewas akibat kebakaran hutan yang melanda bagian tenggara Korea Selatan telah meningkat menjadi setidaknya 22, dengan pihak berwenang khawatir angka tersebut bisa terus meningkat. Berita resmi Yonhap melaporkan pada hari Rabu bahwa setidaknya 18 orang telah meninggal di bagian tenggara negara sejak Selasa sore saja, membawa total korban setidaknya menjadi 22. Satu orang juga hilang dan dua orang mengalami luka parah. Pada akhir pekan, empat petugas pemadam kebakaran telah kehilangan nyawa mereka saat berjuang melawan kebakaran. Menurut Yonhap, sekitar 5.000 petugas pemadam kebakaran dan lebih dari 140 helikopter saat ini sedang bertindak untuk memerangi kebakaran, yang sudah menghancurkan sekitar 17.000 hektar hutan. Pihak berwenang telah menyatakan setidaknya empat kabupaten di daerah tersebut sebagai zona bencana. Kebakaran yang dimulai pada Jumat di Kabupaten Sancheong, sekitar 250 kilometer sebelah tenggara Seoul, telah menyebabkan kerusakan yang signifikan. Beberapa situs bersejarah telah hancur. Kuil Goun di Uiseong, yang dibangun pada tahun 681, hancur, demikian dilaporkan Yonhap, menambahkan bahwa harta nasional yang disimpan di kuil kuno itu telah dipindahkan sebelum kehancurannya. Desa bersejarah Hahoe, yang UNESCO nyatakan sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2010, juga terancam oleh api. Pihak berwenang telah memerintahkan evakuasi untuk melindungi warga. Kebakaran didorong oleh angin kering dan kekeringan yang berkepanjangan, menurut pejabat. Kebakaran hutan tidak jarang terjadi di Korea Selatan selama musim kemarau. Dalam beberapa tahun terakhir, baik suhu rata-rata maupun peristiwa cuaca ekstrem telah meningkat di negara itu, secara signifikan meningkatkan risiko dan keparahan kebakaran. Para ahli melihat peningkatan kebakaran hutan sebagai tanda dari efek berkelanjutan dari perubahan iklim.