Aleks Phillips & Hafsa Khalil
BBC News
BBC Verify: pemetaan gelombang serangan Israel
PBB mengatakan bahwa dua pekerjanya tewas dan yang lain terluka setelah sebuah kompleks di Gaza rusak pada hari Rabu, menambahkan bahwa keadaan insiden tersebut masih belum jelas.
Kementerian kesehatan Hamas yang mengontrol wilayah Palestina menyalahkan serangan Israel dan mengatakan lima pekerja asing yang terluka parah telah tiba di rumah sakit. Militer Israel membantah menyerang kompleks PBB di Deir al-Balah.
Ini terjadi setelah Israel mengatakan akan melanjutkan pertempuran di Gaza setelah gencatan senjata selama dua bulan – meluncurkan gelombang serangan yang menewaskan lebih dari 400 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Pada hari Selasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa mereka “melanjutkan pertempuran dengan penuh kekuatan”.
Rekaman yang diverifikasi oleh BBC menunjukkan orang-orang terluka – dua masih mengenakan jaket anti peluru Biru PBB – tiba di rumah sakit dalam sebuah ambulans dan mobil PBB.
Secara terpisah, setidaknya 13 orang tewas dalam serangan udara di seluruh Gaza semalam, setelah Israel mengatakan akan melanjutkan pertempuran “dengan penuh kekuatan” di wilayah Palestina.
Dua warga sipil tewas dan lima lainnya terluka ketika drone Israel menghantam tenda di dekat zona kemanusiaan al-Mawasi, laporan agensi berita Palestina Wafa, mengutip medis Bulan Sabit Merah.
Militer Israel mengatakan mereka telah mengincar apa yang mereka sebut sebagai situs militer Hamas, dari mana kelompok tersebut sedang bersiap untuk menembak ke Israel. Kapal yang dikendalikan oleh Hamas juga terkena serangan, kata militer.
Pemboman tersebut tidak sebesar pada hari Selasa – tetapi menunjukkan tidak ada penurunan dalam serangan baru Israel.
Tom Fletcher, wakil sekretaris jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan dan bantuan darurat, mengatakan tentang serangan hari Selasa bahwa “intensitas pembunuhan sekarang di luar skala”.
Wafa mengatakan seorang wanita dan anak tewas dalam serangan udara di utara Khan Younis semalam hingga Rabu, sementara empat orang lainnya tewas dalam serangan di Kota Gaza.
Kementerian kesehatan Gaza belum memberikan jumlah korban jiwa untuk serangan terbaru.
Serangan hari Selasa merupakan bombardemen terberat sejak gencatan senjata yang rapuh dan kesepakatan pembebasan tawanan mulai berlaku pada 19 Januari, dan terjadi setelah Israel dan Hamas gagal sepakat bagaimana melanjutkannya ke tahap berikutnya.
Kesepakatan melibatkan tiga tahap, dan negosiasi pada tahap kedua seharusnya telah dimulai enam minggu yang lalu – tetapi hal ini tidak terjadi.
Dalam tahap kedua yang diusulkan, Israel akan menarik pasukan dari Gaza – tetapi Israel dan AS justru mendorong perpanjangan tahap pertama, dengan melepaskan lebih banyak sandera sebagai imbalan untuk lebih banyak tahanan Palestina.
Netanyahu menggambarkan peningkatan pertempuran sebagai kembalinya tujuan utama Israel – untuk mengembalikan sandera dan “menyingkirkan” Hamas – tetapi keluarga sandera telah mengkritik keputusan tersebut, mengatakan bahwa pemerintah telah menyerah pada orang-orang yang mereka cintai.
Ribuan warga Israel telah bergabung dalam protes di Yerusalem, menuduh Netanyahu merusak demokrasi dan memulai serangan di Gaza tanpa memperhatikan sandera.
Israel mengatakan bahwa Hamas masih memegang 59 sandera, 24 di antaranya diyakini masih hidup.
EPA
Orang-orang berkumpul di Yerusalem pada hari Rabu untuk memprotes serangan baru di Gaza
Mesir, yang menjadi mediator dalam pembicaraan, mengatakan serangan baru ini merupakan pelanggaran “nyata” terhadap gencatan senjata.
Israel sebelumnya memberlakukan larangan total terhadap semua bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, menimbulkan kekhawatiran internasional yang luas.
“Selama dua minggu ini, persediaan makanan kami membusuk di perbatasan, obat-obatan kadaluarsa, air terputus, listrik terputus – dan semua itu untuk menghukum warga sipil lebih lanjut,” kata Mr Fletcher kepada BBC Radio 4’s Today programme.
Dia mengatakan bahwa dia telah berbicara kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa dalam upaya untuk mengangkat blokade dan memulai kembali kesepakatan gencatan senjata, termasuk pembebasan sandera.
“Saya tidak meminta langit di sini,” tambah kepala PBB tersebut.
Dia mengatakan timnya akan “terus berusaha” di Gaza karena mereka “bertekad untuk melakukan segala yang mereka bisa untuk menyelamatkan sebanyak mungkin korban yang selamat.
“Mereka mengatakan kepada kami: Apa artinya nilai-nilai kita jika kita tidak bisa menghentikan tragedi abad ke-21 yang terjadi di depan mata kita – dan bukan hanya terjadi, tetapi didukung di depan mata kita?”
Hamas telah mengonfirmasi bahwa beberapa pemimpinnya tewas dalam serangan hari Selasa, termasuk kepala pemerintah de facto, Essam a-Da’lees.
Sementara itu, Jihad Islam – yang pejuangnya berpartisipasi dalam serangan 7 Oktober 2023 yang memicu konflik saat ini – mengatakan juru bicara terkemuka sayap bersenjatanya, yang dikenal sebagai Abu Hamza, tewas.
Namun, juga banyak warga sipil, termasuk puluhan anak, diduga menjadi korban tewas.
Mediator regional sekarang dikabarkan mendorong Hamas untuk melepaskan sebagian sandera Israel yang masih mereka pegang sebagai imbalan untuk de-eskalasi.
Tetapi Netanyahu mengatakan bahwa ke depan, semua pembicaraan gencatan senjata akan dilakukan “di bawah api”.
Serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas terhadap Israel mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas dan penangkapan 251 sandera – 25 di antaranya dilepaskan hidup selama tahap pertama gencatan senjata.
Israel merespons dengan serangan militer massif, yang telah menewaskan lebih dari 48.500 warga Palestina, kata kementerian kesehatan yang dikuasai Hamas, serta menyebabkan kerusakan rumah dan infrastruktur secara besar-besaran.