Sabtu, 1 Maret 2025 – 13:01 WIB
Jakarta, VIVA – Di tengah tren digitalisasi yang pesat, menjaga keamanan data dan sistem menjadi kunci utama dalam menjaga kelangsungan bisnis.
Pesatnya adopsi kecerdasan buatan (AI) juga menambah tantangan baru dalam menjaga kestabilan infrastruktur digital perusahaan. Berdasarkan Cisco’s 2024 Cybersecurity Readiness Index, hanya 12 persen perusahaan di Indonesia yang memiliki tingkat kesiapan tinggi dalam menghadapi potensi serangan, menegaskan pentingnya memperkuat ketahanan sistem di seluruh sektor.
Selain memperkuat sistem keamanan, inisiatif ini juga menyoroti tantangan besar dalam ketersediaan talenta siber di Indonesia. Berdasarkan data Cisco’s Cybersecurity Readiness Index, sebanyak 97 persen perusahaan mengakui kekurangan tenaga ahli menjadi hambatan utama dalam pengembangan bisnisnya.
Bahkan, 59 persen perusahaan masih memiliki lebih dari 10 posisi terkait keamanan siber yang belum terisi, menegaskan pentingnya upaya berkelanjutan dalam menciptakan talenta profesional yang siap menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks.
Dengan pesatnya perkembangan digital di Indonesia, kebutuhan akan keamanan siber yang andal menjadi semakin krusial. Untuk itu, Indosat Ooredoo Hucthison (IOH) dan Cisco mengumumkan kerja sama strategis untuk meningkatkan pertahanan siber bagi para pengelola bisnis di Tanah Air. Hal ini didasari oleh meningkatnya kompleksitas risiko digital, terutama bagi perusahaan yang beroperasi di lingkungan hybrid dan multi-cloud.
Dengan mengintegrasikan operasi keamanan dan AI, kemitraan tersebut memungkinkan industri di Indonesia dapat memperkuat sistem pertahanan siber sekaligus meningkatkan efisiensi operasional. Indosat, melalui anak usahanya, Lintasarta, bersama Cisco menghadirkan strategi go-to-market yang menggabungkan keunggulan.
Oleh karena itu, keduanya menawarkan rangkaian layanan komprehensif yang mencakup konsultasi, manajemen servis, termasuk Firewall, Secure Service Edge (SSE), Extended Detection and Response (XDR), Multi-Factor Authentication (MFA), serta Splunk untuk analisis data dan pemantauan ancaman.
Solusi ini menjadikan pelanggan dapat mengantisipasi ancaman siber lebih dini, merespons cepat, dan memperoleh akses penuh untuk mengoptimalkan strategi keamanan sesuai kebutuhan bisnis. Dengan XDR, pelanggan dapat memantau perangkat secara real-time untuk mendeteksi dan merespons ancaman siber, termasuk serangan tersembunyi.
Sistem tersebut juga membantu pelaku bisnis dalam mengatasi ancaman dengan lebih cepat seraya menjaga kelancaran operasional di era digital. Direktur Utama dan Kepala Eksekutif Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menyatakan jika keamanan siber menjadi fondasi utama dalam membangun ekosistem digital yang terpercaya. “Kolaborasi ini akan menghadirkan solusi keamanan pintar yang melindungi dan memberi rasa aman berbagai sektor bisnis dari ancaman siber yang semakin kompleks,” kata dia, Jumat, 28 Februari 2025.
President Cisco for Asia Pacific, Japan and Greater China, Dave West, menyebut seiring dengan semakin meluasnya ancaman siber, kemitraan dengan IOH Group memiliki peran krusial dalam membangun infrastruktur keamanan siber yang tangguh bagi perusahaan di berbagai sektor. “Kolaborasi ini tidak hanya merevolusi lanskap keamanan siber nasional, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia di tengah dinamika era digital yang terus berkembang.”