Indonesia mengejar tenaga nuklir untuk kebutuhan energi, bukan senjata

Jakarta (ANTARA) – Indonesia tengah mengejar pengembangan energi nuklir dengan tujuan tunggal mendukung swasembada energi, tanpa niat untuk menggunakannya sebagai senjata, menurut seorang menteri.

“Fokus kami adalah pada swasembada energi, bukan ekspansi ofensif,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Rachmat Pambudy seperti dikutip dalam pernyataan dari Kementerian PPN pada Sabtu.

Pambudy menekankan tujuan ini saat bertemu dengan pejabat kementerian untuk mengeksplorasi potensi pembangkit listrik tenaga nuklir dalam mendukung pembangunan nasional.

“Kita memerlukan langkah-langkah konkret untuk memastikan bahwa pengembangan nuklir ini tidak hanya berhasil secara teknis tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” tegasnya.

Untuk itu, Pambudy mendorong timnya untuk merumuskan rencana strategis dan komprehensif untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir.

Indonesia telah menetapkan target untuk mencapai emisi netral (NZE) pada tahun 2060 dan sedang aktif mengembangkan sumber energi baru untuk menggantikan energi berbasis fosil.

Pambudy menyatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir menawarkan beberapa keunggulan strategis, termasuk kemampuannya untuk beroperasi secara terus-menerus dan penggunaan lahan yang efisien. Teknologi nuklir Small Modular Reactor (SMR) sedang dipertimbangkan sebagai pilihan yang sesuai untuk Indonesia karena fleksibilitas, keamanan, dan efektivitas biayanya.

Dia menegaskan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir yang menggunakan teknologi SMR merupakan solusi strategis untuk memenuhi tuntutan energi nasional di masa depan.

“Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 7–8 persen, pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir harus dipersiapkan sekarang agar dapat beroperasi pada tahun 2030–2035,” Pambudy menekankan.

Pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia diharapkan dapat mendukung pembangunan energi berkelanjutan dan memperkuat posisi negara dalam inisiatif energi global.

Selama pertemuan yang sama, Wakil Menteri Febrian Alphyanto Ruddyard menegaskan komitmen kuat Indonesia terhadap pengembangan energi nuklir melalui berbagai upaya oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

MEMBACA  Deepfake Pemilihan Akan Datang Meskipun Big Tech Berjanji Untuk Menghentikannya

“Langkah-langkah telah diambil untuk menyiapkan data teknis dan ekonomi untuk memastikan bahwa pengembangan energi nuklir dilakukan secara profesional dan bertanggung jawab,” ujar Ruddyard.

Berita terkait: Prabowo, Starmer temukan titik temu dalam masalah keamanan

Berita terkait: Indonesia percepat pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir hingga 2029

Translator: M Baqir Idrus Alatas, Anton Santoso
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2025

Tinggalkan komentar