Graduan program pendidikan profesional guru (PPG) harus tetap siap untuk bekerja di daerah terpencil dan terpinggirkan di negara ini.
Direktur jenderal guru, tenaga kependidikan, dan pendidikan guru di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Nunuk Suryani, mengatakan hal tersebut saat acara wisuda program pendidikan profesional guru di Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, Jawa Tengah, Sabtu lalu.
“Bagi lulusan PPG yang tidak menemukan lowongan di sini, ada di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), yang membutuhkan itu (sumber daya manusia),” katanya.
Suryani mendorong para lulusan PPG muda untuk memanfaatkan peluang.
“Jika tidak ada peluang di sini, Anda masih bisa membangun Indonesia yang lebih baik dari mana pun,” tambahnya.
Pemerintah berkomitmen untuk mendukung guru yang bersedia bekerja di daerah khusus tersebut. Mereka akan mendapatkan promosi lebih cepat, tunjangan khusus, dan gaji. Selain itu, mereka akan mendapatkan fasilitas hunian dan manfaat lainnya.
“Ada program Indonesia Mengajar. Kami ingin mengadopsi ini juga. Setelah dua tahun bertugas, guru yang telah bekerja di daerah dapat kembali ke kota,” katanya.
Suryani menekankan bahwa pengalaman yang didapat dari bekerja di daerah akan sangat berharga, karena guru harus inovatif dan kreatif untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Namun, meskipun upaya pemerintah untuk menyerap guru sejak tahun 2021, permintaan guru di daerah 3T tetap tidak terpenuhi. Sejak tahun 2021, pemerintah telah kesulitan mengisi lowongan di daerah 3T.
Selain itu, beberapa sumber daya manusia tidak tersedia untuk mengisi lowongan. “Ada kelebihan guru matematika, tetapi tidak ada guru pendidikan vokasional dan pendidikan khusus,” katanya.
Berita terkait: Kenaikan gaji guru sebesar Rp2 juta hingga gaji dasar sekali bayar disetujui
Berita terkait: Komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru: pemerintah
Berita terkait: Prabowo mengumpulkan menteri untuk membahas bantuan sosial, gaji guru
Translator: Aris W, Kenzu
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
