Kupang (ANTARA) – Gunung Ile Lewotolok di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan erupsi yang signifikan selama paruh pertama bulan Februari, melebihi aktivitas yang diamati pada bulan Januari, menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Stanis Ara Kian, seorang petugas di Observatorium Gunung Api Ile Lewotolok PVMBG, melaporkan pada hari Minggu bahwa gunung berapi mencatat 821 erupsi antara 1 dan 15 Februari, dibandingkan dengan 784 dalam dua minggu sebelumnya.
Pada bulan Februari, Ile Lewotolok memicu 2.503 getaran angin kencang, 24 getaran harmonik, dan 589 getaran non-harmonik.
Kian mengatakan bahwa berdasarkan observasi instrumental, gunung berapi, saat ini berada pada level waspada II, mengalami dua gempa vulkanik dangkal, 24 gempa vulkanik dalam, lima gempa tektonik lokal, dan 13 gempa tektonik jauh.
Ia juga mengatakan bahwa jumlah getaran telah meningkat, terutama yang terjadi pada level permukaan.
Tren tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar aktivitas vulkanik di gunung saat ini terjadi pada kedalaman dangkal.
Namun, Kian mencatat bahwa Ile Lewotolok mulai mengalami penurunan energi seismik selama periode 1-15 Februari.
“Berdasarkan pengukuran amplitudo seismik real-time, energi seismik gunung telah menurun dalam dua minggu terakhir,” katanya.
Ia mengatakan bahwa gunung berapi belum mengalami perubahan signifikan dalam tekanan di dalam tubuhnya, meskipun energi seismiknya menurun.
“Data observasi menunjukkan deflasi yang tidak signifikan di dalam tubuh Gunung Ile Lewotolok. Oleh karena itu, tidak ada perubahan signifikan dalam tekanan di dalam tubuh gunung yang terdeteksi,” katanya.
Berita terkait: Gunung Semeru waspada ditingkatkan, aktivitas pariwisata dibatasi
Berita terkait: Gunung Semeru mengalami ratusan aktivitas seismik dalam satu hari
Penerjemah: Kornelis K, Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024