Pemimpin-pemimpin Afrika mengecam serangan Israel di Gaza.

JAKARTA, Indonesia (AP) — Para pemimpin di sebuah puncak Uni Afrika di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, pada hari Sabtu mengutuk serangan Israel di Gaza dan meminta agar segera diakhiri.

Moussa Faki, ketua Komisi Uni Afrika, mengatakan serangan Israel merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang paling mencolok dan menuduh Israel telah “menghabisi” penduduk Gaza.

Faki berbicara di samping Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh, yang juga menyampaikan pidato di puncak tersebut.

“Jangan ragu kami dengan tegas mengutuk serangan ini yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia,” kata Faki sambil diapresiasi oleh delegasi. “Kami ingin meyakinkan Anda tentang solidaritas kami dengan rakyat Palestina.”

Azali Assoumani, presiden Komoro dan ketua Uni Afrika yang sebelumnya, memuji kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan terhadap Israel di Pengadilan Internasional sambil mengutuk “genosida yang dilakukan oleh Israel di Palestina di depan kita.”

“Komunitas internasional tidak bisa menutup mata terhadap kekejaman yang dilakukan, yang tidak hanya menciptakan kekacauan di Palestina tetapi juga memiliki konsekuensi yang sangat buruk di seluruh dunia,” kata Assoumani.

Sepertiga penduduk Gaza kelaparan karena perang, yang dimulai dengan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober, di mana militan membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 orang.

Israel dengan tegas membantah melakukan genosida di Gaza dan mengatakan bahwa mereka melakukan segala yang mereka bisa untuk melindungi warga sipil dan hanya menargetkan militan Hamas. Israel mengatakan taktik Hamas yang menyusup ke daerah sipil membuat sulit untuk menghindari korban sipil.

Pada puncak AU tahun lalu, seorang delegasi Israel dengan tidak hormat diusir dari ruang pleno karena perselisihan mengenai status pengamat negara itu di badan benua.

MEMBACA  Satu pelaut terluka, kapal dagang terbakar setelah serangan rudal Houthi | Berita Pengiriman

Keprihatinan atas konflik dan kembalinya kudeta di seluruh benua Afrika juga menandai pembukaan puncak tahun ini. Faki menyoroti ketegangan atas pemilihan yang ditunda di Senegal dan kekerasan di Kongo timur, Sudan, Sahel, dan Libya. Dia meminta adanya kebangkitan “semangat solidaritas Afrika dan Pan-Afrikanisme” untuk mengatasi banyak tantangan yang dihadapi benua dengan 1,3 miliar penduduk.