Pemerintah memiliki target untuk mengirim setidaknya 425.000 pekerja migran Indonesia ke berbagai negara pada tahun 2025, yang didukung oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Ini bukan hanya tentang mengirim pekerja migran, tetapi juga tentang memberikan dukungan penuh kepada mereka,” kata Menteri Perlindungan Pekerja Migran Abdul Kadir Karding pada hari Senin.
Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,52 persen dan menghasilkan pendapatan devisa potensial yang melebihi Rp300 triliun.
Menurut data kementerian, penempatan 297.000 pekerja migran pada tahun 2024 berkontribusi terhadap pendapatan devisa sebesar Rp251 triliun dan mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi sekitar 0,36 persen.
Program ini juga membantu mengurangi tingkat pengangguran sebesar 3,98 persen, dengan 7,47 juta orang tercatat menganggur tahun lalu.
Namun, menurut menteri, angka tahun 2024 masih belum memenuhi permintaan untuk 1,35 juta pekerja di pasar tenaga kerja global.
Oleh karena itu, pemerintah telah meningkatkan targetnya untuk tahun 2025 dan fokus pada memaksimalkan peluang kerja yang tersedia di luar negeri untuk lebih memperkuat ekonomi nasional.
Untuk mencapai hal ini, beberapa langkah strategis sedang disiapkan, termasuk meningkatkan keterampilan bahasa pekerja migran. Bahasa Inggris akan diprioritaskan sebagai bahasa kedua yang diajarkan mulai dari sekolah dasar.
“Kami mengusulkan hal ini dengan harapan bahwa pada saat siswa menyelesaikan sekolah menengah pertama atau atas, mereka akan lancar berbahasa Inggris. Hal ini akan membuat pekerja kami lebih kompetitif, misalnya, dibandingkan dengan pekerja dari Filipina,” jelas Karding.
Berita terkait: Indonesia mencari peningkatan keterampilan pekerja migran
Berita terkait: Menteri-menteri membahas upaya perlindungan pekerja migran Indonesia
Berita terkait: Kementerian PPMI bertekad melindungi Warga Indonesia yang bekerja di luar negeri
Penerjemah: Katriana, Yashinta Difa
Editor: Primayanti
Hak cipta © ANTARA 2025