Tidak Mungkin Ada 80 Ribu Pemilih dalam Satu TPS

Jumat, 16 Februari 2024 – 09:06 WIB

Jakarta – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI menemukan kejanggalan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Pilpres 2024 yang dikelola Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baca Juga :

Kronologi Anggota KPPS Kendal Meninggal di TPS saat Proses Penghitungan Suara

Menurut Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty, Sirekap Pilpres 2024 bahkan ada yang memuat data 80 ribu pemilih dalam satu tempat pemungutan suara (TPS).

“Bahkan ada yang 80 ribu dalam satu TPS. Hasil Sirekap itu. Nah, itu kan tidak mungkin,” kata Lolly, Jumat, 16 Februari 2024.

Baca Juga :

Pesan Ustaz Adi Hidayat ke Pemimpin Terpilih di Pilpres 2024: Mohon Jangan Khianati Rakyat

Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenti

Photo :

VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham

Karena itu, lanjut Lolly, Bawaslu melakukan pengecekan. “Nah, dalam konteks ini, maka itu sedang kami cek,” kata Lolly.

Baca Juga :

Prabowo-Gibran Menang 6 TPS di Rutan Depok, Segini Raihan Suaranya

Bawaslu Minta KPU Perbaiki

KPU RI merancang agar setiap TPS paling banyak untuk 300 orang pemilih. Untuk itu, Bawaslu mendorong KPU memperbaiki data perolehan suara capres-cawapres dalam Sirekap.

“Tentu Bawaslu memberikan saran perbaikan kepada KPU untuk segera melakukan perbaikan Sirekap supaya tidak menimbulkan ketidakpercayaan publik. Pada intinya adalah manual berjenjang itu yang kita pegang,” kata Lolly.

Bawaslu telah mengecek kesalahan input data hasil penghitungan suara. Bawaslu menduga ada ketidakakuratan sistem digital Sirekap dalam membaca tulisan pada formulir hasil penghitungan suara yang difoto oleh petugas di TPS.

“Kami cek, ternyata memang ada kesalahan input ini. Bisa jadi yang namanya garisan tangan tidak sesuai, sehingga kemampuan membacanya yang kemudian tidak akurat,” imbuhnya.

MEMBACA  Dua Tahun dalam Perang Ukraina, Putin Memeluk Citra Pemimpin Kuat

Halaman Selanjutnya

“Tentu Bawaslu memberikan saran perbaikan kepada KPU untuk segera melakukan perbaikan Sirekap supaya tidak menimbulkan ketidakpercayaan publik. Pada intinya adalah manual berjenjang itu yang kita pegang,” kata Lolly.