Ribuan Tahanan Penjara ‘High Risk’ di Mozambik Melarikan Diri Massal Akibat Kericuhan Pasca Pemilu

Kerusuhan yang dipicu oleh pengumuman hasil akhir pemilihan umum di Mozambik telah mengakibatkan insiden pelarian massal narapidana di penjara dengan keamanan maksimum di dekat ibu kota Maputo. Dewan Konstitusi Mozambik mengonfirmasi kemenangan Daniel Chapo sebagai Presiden terpilih, yang berasal dari partai FRELIMO. Pengumuman tersebut memicu kerusuhan di berbagai wilayah negara tersebut.

Sekretaris Tetap Kementerian Kehakiman, Justino Tonela, mengonfirmasi adanya pelarian narapidana namun tim masih berada di lapangan untuk menentukan jumlah pasti dan rincian lainnya. Menurut Komandan Jenderal Polisi Bernardino Rafael, sebanyak 1.534 narapidana kabur dalam insiden tersebut, dengan 33 tewas dan 15 terluka. Polisi berhasil menangkap sekitar 150 narapidana yang kabur. Penjara Keamanan Maksimum Maputo menampung lebih dari 3.000 narapidana yang sebagian besar dihukum atas kejahatan kekerasan.

Pemilihan umum di Mozambik diadakan pada 9 Oktober, dengan hasil awal menunjukkan kemenangan Chapo. Dalam putusan Hakim Dewan Konstitusi, Chapo ditetapkan sebagai presiden berikutnya setelah memenangkan 65 persen suara. Kandidat independen penantang utama, Venancio Mondlane, hanya memperoleh 24 persen suara. Mondlane menolak hasil pemilihan dan menyerukan aksi pembangkangan sipil. Pendukung Mondlane turun ke jalan dan menghadapi pasukan keamanan, menyebabkan korban jiwa.

Setidaknya 110 orang tewas di seluruh negeri hingga saat ini menurut Amnesty International. Kelompok pemantau lain memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 130 orang.

4.248 Napi di Sumut Peroleh Remisi Natal 2024, 46 Orang Langsung Bebas

Pemberian remisi ini merupakan wujud apresiasi pemerintah atas upaya pembinaan yang dilakukan para narapidana.

VIVA.co.id

25 Desember 2024

MEMBACA  'Bukan tahanan tapi mahasiswa': Di dalam universitas di dalam penjara di Argentina | Berita Penjara