Filipina dan Jepang telah memperdalam ikatan militer di tengah kekhawatiran bersama atas ketegasan China yang semakin meningkat di wilayah tersebut.
Filipina telah meratifikasi pakta pertahanan baru dengan Jepang yang akan memungkinkan militer masing-masing negara untuk dikerahkan di tanah masing-masing di tengah ketegangan regional yang meningkat dengan China.
Senat Filipina mengumumkan ratifikasi tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, mengatakan akan “meningkatkan interoperabilitas” antara pasukan Jepang dan Filipina.
“Meratifikasi perjanjian tersebut lebih lanjut mengukuhkan kemitraan strategis antara kedua negara dan tujuan bersama mereka untuk meningkatkan kontribusi untuk perdamaian, keamanan, dan stabilitas regional dan internasional,” kata Senat.
Duta Besar Jepang untuk Manila, Kazuya Endo, hadir saat penandatanganan perjanjian tersebut.
Endo menyambut penyelesaian perjanjian dalam sebuah pernyataan dan di media sosial, mengatakan ia berharap itu akan “memfasilitasi pelaksanaan kegiatan kerjasama antara pasukan kedua negara, lebih mempromosikan kerjasama keamanan dan pertahanan, dan mendukung dengan tegas perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.”
Menteri Pertahanan Gilbert Teodoro, Menteri Luar Negeri Enrique Manalo, dan Duta Besar Jepang untuk Filipina Endo Kazuya menerima salinan resolusi yang diadopsi tentang persetujuan Senat terhadap ratifikasi RAA PH-Jepang. #SenatePH pic.twitter.com/vz2lBcS4LS
— Senat Filipina (@senatePH) 16 Desember 2024
Perjanjian antara kedua negara tersebut ditandatangani pada bulan Juli atas kekhawatiran bersama mengenai ketegasan China yang semakin meningkat di wilayah tersebut dan konfrontasi antara kapal angkatan laut Filipina dan China di area bersengketa Laut China Selatan.
China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, titik fokus utama untuk pengiriman global, namun klaim ini disengketakan oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
Dikenal sebagai perjanjian akses timbal balik (RAA), para legislator Jepang sekarang juga harus meratifikasi perjanjian tersebut agar dapat sepenuhnya diimplementasikan.
Dalam perjanjian tersebut, pergerakan pasukan dan perlengkapan antara kedua negara akan dilancarkan untuk memfasilitasi pelatihan tempur dan tanggap bencana.
Meratifikasi RAA oleh Filipina menandakan memperdalam ikatan militer antara kedua negara, kebalikan dari keadaan saat Jepang menduduki negara tersebut selama Perang Dunia II.
Baik Filipina maupun Jepang menjadi tuan rumah pangkalan militer dan personel Amerika Serikat, sementara Jepang memiliki perjanjian RAA serupa dengan Australia dan Britania Raya, dan sedang dalam negosiasi untuk satu lagi dengan Prancis.
Kedutaan Besar China di Manila tidak membuat komentar publik mengenai perkembangan tersebut.