Logo Volkswagen Group di China terlihat di fasad sebuah bangunan. VW telah menjual pabrik kontroversialnya di Xinjiang, yang dioperasikan oleh perusahaan milik negara Tiongkok, Saic. Johannes Neudecker/dpa
Grup Volkswagen Jerman berencana untuk menjual pabriknya di kota Nanjing, Tiongkok, seperti yang dilaporkan oleh majalah bisnis Jerman, Wirtschaftswoche, pada hari Sabtu. Menurut sumber perusahaan, keputusan tersebut sudah diambil. Pabrikan mobil lebih memilih untuk menjual pabriknya, tetapi menutupnya juga merupakan pilihan, demikian dilaporkan. Volkswagen menolak untuk berkomentar.
Pabrik ini didirikan pada tahun 2008 bekerja sama dengan mitra Tiongkok Volkswagen, SAIC. Kapasitas produksi adalah 360.000 mobil per tahun yang difokuskan pada model Passat milik Volkswagen dan model Kamiq dan Superb milik Škoda.
Sumber Volkswagen di Beijing mengatakan kepada dpa bahwa rencana untuk menjual pabrik telah dipertimbangkan sejak lama akibat penggunaan yang kurang optimal. Faktor lainnya adalah kurangnya opsi dalam menyesuaikan produksi di pabrik yang terletak di lokasi yang relatif pusat di kota.
Pada akhir November, Volkswagen mengumumkan bahwa mereka akan menarik diri dari keterlibatan kontroversial mereka di wilayah Xinjiang di barat laut, dengan populasi Uyghur yang mayoritas. Volkswagen mengatakan telah menjual pabrik Urumqi mereka di sana, di mana SAIC juga merupakan mitra.
Volkswagen mengatakan keputusan itu diambil atas dasar ekonomi, tetapi lokasi tersebut juga mendapat kritik karena laporan penindasan terhadap minoritas Uyghur.
Wirtschaftswoche melaporkan bahwa Volkswagen bisa membuang lebih banyak dari 26 pabriknya di Tiongkok akibat kelebihan kapasitas. Pabrik yang membuat model Škoda berisiko, karena penjualan merek tersebut sedang merosot, sumber Volkswagen memberitahu majalah tersebut.
Volkswagen juga sedang mempertimbangkan untuk menutup setidaknya tiga pabrik di Jerman, menurut dewan perwakilan pekerja. Logo Volkswagen (VW) di pabrik VW di Emden. Raksasa otomotif Jerman, Volkswagen, bersiap menghadapi mogok kerja massal pada 02 Desember karena serikat pekerja IG Metall meluncurkan protes besar-besaran terhadap pemotongan gaji yang diusulkan dan kemungkinan pemutusan hubungan kerja serta penutupan pabrik. Sina Schuldt/dpa