Mengungkap Fakta HIV dan AIDS, Dokter Boyke Menjelaskan Perbedaannya

Minggu, 1 Desember 2024 – 01:03 WIB

Jakarta, VIVA – HIV dan AIDS sering kali dianggap sama oleh masyarakat awam, padahal keduanya memiliki perbedaan mendasar. Dalam penjelasannya, Dr. Boyke menegaskan pentingnya pemahaman mengenai virus ini, mulai dari proses penularan, jadwal deteksi, hingga fakta bahwa HIV adalah kondisi yang membutuhkan pengelolaan seumur hidup.

Apa Perbedaan HIV dan AIDS?
Dr. Boyke menjelaskan bahwa HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, sedangkan AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome. “Jadi yang namanya HIV itu tidak bisa disembuhkan. HIV virusnya, AIDS kumpulan gejala penyakitnya. HIV itu Human Immunodeficiency Virus, AIDS yaitu Acquired Immune Deficiency Syndrome atau sindrom gejala-gejalanya. Dari infeksi virus sampai terjadi sindrom AIDS itu membutuhkan waktu 10 tahun. Meskipun obat-obatan retrovirus sekarang sudah mudah didapat dan sudah demikian canggih, tetap tidak bisa dan hanya bisa mengurangi jumlah virusnya saja. Seumur hidup penderita HIV-AIDS mesti minum obat, lupa sehari saja virusnya naik,” kata Dr. Boyke.

Jadwal Deteksi HIV
Deteksi dini HIV menjadi langkah penting untuk mencegah penyebaran dan pengelolaan virus. Dr. Boyke menekankan bahwa pemeriksaan dilakukan secara berkala setelah seseorang melakukan hubungan seksual berisiko. “Pemeriksaan HIV AIDS sejak melakukan hubungan seks itu biasanya dilakukan tiga bulan. Ada juga yang sudah positif kalau daya tahan tubuhnya rendah, atau enam bulan. Jadi pemeriksaannya 6 bulan-6 bulan-6 bulan ya, setiap enam bulan itu minimal dilakukan pemeriksaan sejak hubungan seks yang terakhir,” ungkap Dr. Boyke.

Namun, ada hal yang perlu diingat, pada enam bulan pertama setelah terinfeksi, seseorang tidak akan menunjukkan gejala apa pun. “HIV-AIDS enam bulan pertama sama sekali tidak memberikan gejala, baik pada tubuh maupun pada darah. Jadi pemeriksaan darah itulah yang menentukan seseorang itu terkena HIV,” lanjut Dr. Boyke.

MEMBACA  Pakta Pertahanan Rusia dan Korea Utara adalah Momen Buktikan Itu di Asia

HIV Tidak Bisa Sembuh, Hanya Bisa Dikendalikan
Meski kemajuan teknologi medis telah memungkinkan adanya pengobatan antiretroviral (ARV), virus HIV tidak bisa dihilangkan sepenuhnya dari tubuh. “Di Indonesia sendiri biasanya bertahan sampai 10 tahun, 5-10 tahun, dan kita tahu kalau mereka meminum obat rutin, apakah bisa sembuh? Sama sekali tidak sembuh ya,” kata Dr. Boyke.

Berbagai Penyakit Menular Seksual (PMS)
Selain HIV, Dr. Boyke juga menjelaskan berbagai penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. “Jadi penyakit kelamin itu bermacam-macam, ada yang berupa virus, ada yang berupa bakteri, ada yang antara virus dan bakteri. Yang berupa virus tadi sudah dijelaskan itu seperti herpes satu, herpes dua, kemudian HPV yang mengakibatkan kanker mulut rahim. Kemudian juga virus hepatitis C, hepatitis B yang ditularkan melalui hubungan seks. Kemudian juga virus HIV-AIDS,” lanjut Dr. Boyke.

Namun, HIV-AIDS tetap menjadi ancaman yang paling serius. “Yang paling menakutkan tetaplah HIV AIDS karena sampai saat ini belum ada obatnya,” kata Dr. Boyke.

Pentingnya Edukasi dan Pemeriksaan Rutin
Penjelasan Dr. Boyke ini menegaskan bahwa meskipun HIV tidak dapat disembuhkan, deteksi dini dan pengobatan rutin dapat membantu pengidap untuk menjalani hidup dengan kualitas yang lebih baik. Edukasi mengenai HIV-AIDS juga perlu ditingkatkan untuk mencegah penyebarannya di masyarakat.

Jika Anda atau orang di sekitar Anda merasa berisiko, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan dini dan berkonsultasi dengan tenaga medis. Dengan kesadaran dan langkah preventif, kita dapat memutus rantai penularan HIV.