Pada tanggal 24 Januari 2022 di Kyiv, Ukraina, terlihat sebuah pemandangan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat. Menurut laporan media, kedutaan tersebut telah memerintahkan anggota keluarga dari staf kedutaan untuk meninggalkan negara tersebut dan juga telah mendorong warga negara Amerika Serikat di Ukraina untuk segera meninggalkan negara tersebut. Rusia telah mengumpulkan puluhan ribu tentara di perbatasannya dengan Ukraina, menyebabkan ketakutan internasional akan invasi militer yang akan datang. (Foto oleh Sean Gallup/Getty Images)
Sean Gallup | Getty Images News | Getty Images
Amerika Serikat menutup kedutaannya di Kyiv pada hari Rabu, dengan memperingatkan bahwa mereka telah “menerima informasi khusus tentang potensi serangan udara besar” di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia.
Kedutaan Besar Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menutup gedung tersebut “dengan penuh kehati-hatian” dan menginstruksikan karyawan kedutaan untuk berlindung di tempat.
“Kedutaan Besar Amerika Serikat merekomendasikan warga negara Amerika Serikat untuk siap berlindung segera jika diberitahukan adanya peringatan udara,” tambahnya.
Peringatan udara di Kyiv merupakan hal yang umum terjadi, karena ibu kota Ukraina sering kali mengalami serangan drone dan misil dari Rusia. Namun, peringatan terbaru ini datang di tengah meningkatnya ketegangan antara Moskow dan Washington, setelah laporan bahwa Gedung Putih pada hari Minggu memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan misil jarak jauh buatan Amerika Serikat untuk menyerang target di wilayah Rusia.
Pada hari Selasa, kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa mereka telah mengintersep lima misil ATACMS buatan Amerika Serikat, dan menghancurkan satu lagi, yang digunakan oleh Ukraina untuk menyerang wilayah perbatasannya di Bryansk. Ukraina tidak secara resmi mengomentari pelaksanaan serangan menggunakan misil buatan Amerika jarak jauh tersebut.
Pentagon juga menolak untuk memberikan komentar saat dimintai tanggapan mengenai perkembangan tersebut.
Serangan tersebut memancing reaksi marah dari Moskow, dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menyebut langkah tersebut sebagai “escalation” oleh Barat.
Sebuah Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) buatan Amerika Serikat ditembakkan selama latihan bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan, pada tanggal 5 Oktober 2022 di lokasi yang tidak diungkapkan.
Handout | Getty Images News | Getty Images
Kremlin telah beberapa kali memperingatkan Barat untuk tidak membiarkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauhnya melawan target di wilayah Rusia. Pada hari Selasa, Presiden Vladimir Putin menyetujui amendemen terhadap doktrin nuklir Rusia, mengubah parameter di mana Moskow dapat menggunakan senjata nuklir.
Dokumen yang diperbarui tersebut sekarang menyatakan bahwa setiap agresi terhadap Rusia oleh negara non-nuklir yang didukung oleh kekuatan nuklir akan dianggap sebagai serangan bersama.
Dokumen tersebut juga menjelaskan bahwa Kremlin dapat menggunakan senjata nuklir dalam kasus ancaman kritis terhadap kedaulatan dan integritas wilayahnya — dan juga Belarus — dan bahwa peluncuran misil balistik terhadap Rusia akan dianggap sebagai salah satu kondisi yang dapat membenarkan respons nuklir.