Jumat, 15 November 2024 – 14:32 WIB
Jakarta, VIVA – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (MPPMI), Abdul Kadir Karding melakukan pertemuan tertutup dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, di Jakarta, pada Jumat, 15 November 2024.
Baca Juga :
Menteri Karding Minta Jajaran Usut Perusahaan yang Berangkatkan Pekerja Migran Nonprosedural dari Majalengka
Dalam pertemuan keduanya, Karding menyebut bahwa mereka membahas mengenai kerja sama dalam mengirimkan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang berkualitas dan memiliki keterampilan yang mumpuni.
“Hari ini kami silaturahmi ke Kementerian Pendidikan, kami menyampaikan kepada beliau (Menteri Satryo). Pertama soal perlindungan (PMI), bahwa kata kunci perlindungan salah satunya adalah diterampilkan dan pelayanan yang baik,” kata Karding.
Baca Juga :
Menteri BP2MI Buka Peluang Penempatan PMI di Kanada hingga Amerika Serikat
Karding menyebut bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Kemendikti Saintek, dalam hal keterampilan para PMI sebelum bekerja di luar negeri.
Baca Juga :
Dorong Kemandirian Finansial PMI, Bank Mandiri Perluas Program Mandiri Sahabatku ke Jepang
“Kita coba kerja samakan itu dalam konteks penyiapan tenaga kerja, sumber daya manusia yang kompeten atau profesional, atau skill,” jelas Karding.
Selain itu, Pemerintah juga nantinya akan menyiapkan calon PMI, yang sesuai dengan permintaan atau persyaratan dari negara lain.
“Misalnya soal ukuran-ukuran kelulusan itu menjadi beda, contoh di Eropa. Di Eropa maunya harus ada pengalaman, kita coba bicarakan juga sama beliau (Mendikti). Bagaimana caranya ada penyesuaian supaya anak ini kita yang bekerja ini bisa langsung join,” ujarnya.
Sementara Mendikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro menyebut bahwa kerja sama ini guna membawa devisa bagi negara agar lebih baik lagi, dan melindungi para pekerja Migran yang berada di luar negeri.
“Beliau (MPPMI Abdul Kadir) menyampaikan programnya untuk Kabinet Merah Putih dengan paket utama, yaitu bagaimana melindungi PMI di luar negeri, dan juga bagaimana bisa mendatangkan devisa yang cukup besar untuk Indonesia,” ujar Satryo.
Kerja sama dua kementerian itu juga diharapkan mampu menghasilkan PMI yang berdaya saing dan memiliki kompetensi skill.
“Kita support, dan kita punya potensi-potensi untuk pelatihan dengan keahliannya sertifikasi dan juga proses yang mudah, lebih praktis, dan PMI dapat kerjaan dengan baik di luar negeri,” pungkasnya.
Halaman Selanjutnya