Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk mempercepat proses Perencanaan Pengembangan Lapangan Migas atau Plant of Development (PoD) di Wilayah Kerja (WK) masing-masing. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak siap jual (lifting) di Indonesia.
Berdasarkan catatannya, terdapat 301 wilayah yang sudah dieksplorasi, namun belum memiliki plan of development (PoD). Bahlil mengatakan bahwa akan memaksa untuk PoD dan jika dalam waktu yang ditentukan KKKS masih banyak alasan, maka tidak menutup kemungkinan untuk melakukan tinjauan. Investor lain juga dapat diajak jika KKKS tidak menunjukkan keseriusan.
Salah satu contohnya adalah Blok Masela yang saat ini sedang dalam proses tender. Bahlil juga menyoroti penggunaan teknologi untuk meningkatkan lifting minyak, seperti yang dilakukan ExxonMobil.
Bahlil menyampaikan bahwa peningkatan lifting minyak merupakan mandat dari Presiden Prabowo Subianto. Produksi minyak saat ini hanya 600 ribu barel per hari, sementara konsumsi mencapai 1,6 juta barel per hari sehingga Indonesia harus mengimpor 1 juta barel per hari.
Sejalan dengan upaya meningkatkan lifting, Prabowo juga meminta inventarisasi aturan, terutama Peraturan Menteri (Permen), Keputusan Menteri (Kepmen), dan Peraturan Pemerintah (PP) untuk memangkas aturan yang menghambat percepatan lifting migas.