Rabu, 13 November 2024 – 21:11 WIB
Aktivitas penerbangan di Bandara Gusti Ngurah Rai masih berjalan normal meski ada pembatalan 90 penerbangan karena erupsi Gunung Lewotobi, Flores Timur, NTT. Dok. JPNN
bali.jpnn.com, DENPASAR – Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai, Bali, terus memperbarui pengamatan potensi debu vulkanik per jam akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan kertas hitam pada pukul 15.00 WITA, belum ditemukan debu vulkanik di wilayah udara Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
“Kami cek setiap satu jam sekali dengan menempatkan kertas hitam untuk mengamati abu vulkanik,” kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Pande Putu Hadi Wiguna, Rabu (13/11).
Stasiun Meteorologi Ngurah Rai memperkirakan arah angin bergerak dari arah timur dan timur laut-timur pada lapisan ketinggian 3.000 kaki hingga 18 ribu kaki dengan kecepatan 05-15 knot hingga pukul 20.00 WITA.
Berdasar pengamatan satelit cuaca Himawari per pukul 13.00 WITA, sebaran debu vulkanik Gunung Lewotobi terdeteksi mengarah ke barat-barat laut dari sumber erupsi dari Flores Timur.
Prakiraan cuaca di Bandara Ngurah Rai hingga Kamis (14/11) pukul 14.00 WITA, arah angin diperkirakan bergerak dari tenggara dengan kecepatan 10 knot dan jarak pandang 10 km.
Bandara Gusti Ngurah Rai saat ini masih beroperasi normal dan melayani sejumlah penerbangan domestik maupun internasional baik untuk kedatangan dan keberangkatan.
Namun, Otoritas Bandara Gusti Ngurah Rai, Bali, mengumumkan, Rabu hari ini (13/11), 90 penerbangan dibatalkan karena terkena dampak erupsi.
Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan kertas hitam pada pukul 15.00 WITA, belum ditemukan debu vulkanik di wilayah udara Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News