\”Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pertanian telah menetapkan target membuat Indonesia menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia pada tahun 2025, sehingga negara ini dapat mempengaruhi harga global komoditas tersebut.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyampaikan tujuan ini selama Konferensi Minyak Kelapa Sawit Indonesia ke-20 di Nusa Dua, Bali, pada Kamis, menurut pernyataan kementerian.
\”Target kami adalah agar Indonesia memiliki kapasitas untuk menentukan harga secepat mungkin,\” katanya.
Untuk mencapai hal ini, ia mendorong petani dan pengusaha kelapa sawit untuk melihat perkebunan kelapa sawit Indonesia sebagai area pertanian prioritas tinggi yang memerlukan perhatian khusus untuk memperkuat ekonomi nasional.
\”Kelapa sawit adalah andalan kita, komoditas unggulan kita. Oleh karena itu, kita perlu memperlakukannya sebagai sesuatu yang istimewa,\” katanya.
Sudaryono menekankan bahwa Indonesia telah bekerja untuk meningkatkan pengolahan hilir minyak kelapa sawit, termasuk memproduksi biodiesel B50, produk bernilai lebih tinggi.
\”B50 adalah kunci tawar Indonesia di panggung internasional. Bahkan jika negara lain tidak tertarik dengan produk tersebut, kita bisa menggunakannya secara domestik. Kehadiran B50 memberi kita opsi untuk menyerap keluaran minyak kelapa sawit kita secara optimal,\” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah telah memperhitungkan dengan cermat berapa banyak minyak kelapa sawit yang diekspor dan berapa banyak yang dialokasikan untuk penggunaan domestik.
Sudaryono juga mencatat bahwa Indonesia sudah memiliki teknologi yang diperlukan untuk memproduksi benih kelapa sawit berkualitas tinggi.
\”Kita dapat menilai kesesuaian suatu benih untuk ditanam sebelum benih itu tumbuh. Hal ini penting karena kita perlu menetapkan standar untuk benih kelapa sawit kita,\” katanya.
Berita terkait: Indonesia mengadopsi pelacakan DNA untuk kualitas benih kelapa sawit
Berita terkait: Pemerintah fokus pada intensifikasi untuk meningkatkan produksi CPO
Penerjemah: Muhammad H, Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024