Kekeringan parah di Amazon memengaruhi 420.000 anak: UNICEF

Lebih dari 420.000 anak di kawasan Amazon terkena dampak buruk akibat kekeringan yang melanda sebagian besar Amerika Selatan yang mempengaruhi pasokan air dan transportasi sungai, kata UNICEF pada hari Rabu. Kekekeringan yang memecahkan rekor ini merugikan masyarakat pribumi dan komunitas lainnya di Brasil, Kolombia, dan Peru yang mengandalkan koneksi kapal, kata badan PBB itu. “Kami sedang menyaksikan kerusakan ekosistem penting yang menjadi andalan keluarga, meninggalkan banyak anak tanpa akses makanan, air, perawatan kesehatan, dan sekolah yang memadai,” kata kepala UNICEF Catherine Russell dalam sebuah pernyataan. Ketidakamanan pangan yang diakibatkan meningkatkan risiko kekurangan gizi pada anak, kata badan tersebut, sementara akses yang lebih sedikit ke air minum bisa memicu peningkatan penyakit menular. Di wilayah Amazon Brasil saja, lebih dari 1.700 sekolah dan lebih dari 760 klinik medis harus ditutup atau tidak dapat diakses karena tingkat sungai rendah. Di Amazon Kolombia, kekurangan air minum dan makanan memaksa 130 sekolah untuk menghentikan kelas. Di Peru, lebih dari 50 klinik tidak dapat diakses. UNICEF mengatakan bahwa mereka membutuhkan $ 10 juta dalam beberapa bulan mendatang untuk membantu komunitas yang terkena dampak di ketiga negara itu, termasuk dengan menyediakan air dan mengirimkan brigade kesehatan. Badan pengamatan cuaca seperti Earth Observatory NASA dan layanan Copernicus UE mengatakan bahwa kekeringan di seluruh kawasan Amazon sejak paruh kedua tahun lalu disebabkan oleh fenomena iklim El Nino 2023-2024 di Pasifik. Para ahli Brasil mengatakan bahwa krisis iklim juga bertanggung jawab. Hujan yang tidak mencukupi dan menyusutnya sungai hutan hujan yang vital memperparah kebakaran hutan, mengganggu pembangkit listrik tenaga air, dan mengeringkan tanaman di sebagian Brasil, Bolivia, Kolombia, Ekuador, Peru, dan Venezuela.

MEMBACA  Ledakan mengguncang pinggiran Mykolaiv dan Dnipro.